Kualitas udara yang kian memburuk di ibu kota India, New Delhi, membuat beberapa orang khawatir keluar rumah. Namun sebagian besar warga di sana sudah menganggap hal itu sebagai masalah biasa, menurut seorang warga negara Indonesia yang tinggal di sana.
Mohamad Agoes Aufiya (32 tahun) yang tinggal di Munirka, Delhi Selatan, mengatakan kota itu diselimuti kabut asap dengan jarak pandang sekitar satu kilometer.
“Saya lihat aktivitas warga sedikit menurun karena ada beberapa kegiatan yang diminta pemerintah untuk tidak dilakukan demi mengurangi polusi,” kata Agoes kepada BBC News Indonesia.
Pihak berwenang di Delhi telah menutup semua sekolah dan perguruan tinggi sampai batas waktu yang belum ditentukan akibat polusi udara.
Pekerjaan konstruksi juga dilarang hingga 21 November kecuali untuk proyek-proyek transportasi dan terkait pertahanan.
Hanya lima dari 11 pembangkit listrik berbasis batu bara di kota itu yang diizinkan untuk beroperasi. Kabut asap beracun telah mencekik Delhi sejak Festival Diwali, awal November lalu.
Level PM2.5 – partikel kecil yang dapat menyumbat paru-paru – di Delhi jauh lebih tinggi dari pedoman keselamatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pada Selasa (16/11/2021) lalu, beberapa daerah di kota tersebut mencatat angka mendekati atau lebih tinggi dari 400, yang dikategorikan “parah”.
Angka antara nol dan 50 dianggap “baik”, dan antara 51 dan 100 “memuaskan”, menurut indeks kualitas udara atau AQI.
Beberapa sekolah sudah ditutup sejak pekan lalu karena polusi. Bahkan, pemerintah mengatakan sedang mempertimbangkan untuk memberlakukan lockdown untuk meningkatkan kualitas udara seiring awan tebal kabut asap menutupi seluruh kota.
Pelaksana Fungsi Pensosbud KBRI New Delhi, Hanafi, mengatakan pihaknya telah mengimbau para WNI di Delhi untuk mengurangi aktivitas di luar rumah serta bekerja dari rumah demi mengurangi penggunaan kendaraan bermotor. Saat ini terdapat 122 WNI di kota tersebut.
“WNI di Delhi sendiri juga sudah memahami hal ini sehingga umumnya lebih memilih berada di dalam rumah yang biasa dilengkapi air purifier dan menggunakan masker saat sedang berada di luar rumah,” kata Hanafi lewat pesan singkat.
Sumber : BBC
Berita Terkait
Wabah Pneumonia di China: Rumah Sakit Penuh
Topan Khanun Tiba, Warga Korea Utara Diminta Utamakan Jaga Foto Kim Jong Un
Taiwan Mempertimbangkan Untuk Mempekerjakan Lebih Banyak Pekerja Filipina Sampai Menawarkan Tempat Tinggal Permanen!