Pusat Komando Epidemi Sentral (CECC) Taiwan dalam konferensi pers yang digelar pada Kamis (7/10/2021) melaporkan kasus impor dari infeksi terobosan COVID-19 dimana pasien diketahui sudah divaksinasi dengan vaksin Sinovac buatan China.
Kasus infeksi terobosan adalah kasus dimana seseorang yang telah dites positif COVID-19 setidaknya 14 hari setelah mereka mendapatkan vaksin corona 2 dosis atau sudah divaksin penuh.
Selama konferensi pers pada hari Kamis, Juru Bicara CECC Taiwan, Chuang Jen-hsiang mengatakan bahwa penyelidikan terhadap empat kasus impor yang diumumkan hari itu sedang berlangsung.
Chuang mengkonfirmasi bahwa salah satu dari kasus impor tersebut adalah seorang warga negara Indonesia (WNI) yang telah menerima vaksin Sinovac dianggap sebagai kasus terobosan infeksi COVID-19 di Taiwan.
Menurut Chen, satu-satunya infeksi terobosan COVID-19 yang dilaporkan hari itu adalah kasus corona No. 16.380.
Pasien adalah seorang wanita asal Indonesia berusia 30-an tahun yang menerima dua dosis vaksin Sinovac pada bulan Maret dan April 2021.
Sebelumnya pasien tersebut didiagnosis COVID-19 pada bulan September di Indonesia setelah mengalami kelainan pada indra penciumannya pada tanggal 9 September.
Penasihat CECC Taiwan, Chang Shan-chwen pada bulan September lalu menyatakan bahwa sebagian besar penelitian internasional menunjukkan sebagian besar kasus infeksi terobosan wabah corona memiliki gejala ringan atau tanpa gejala.
Vaksinasi penuh menurut Chang dapat mencegah seseorang mengalami gejala penyakit parah usai terpapar wabah corona.
Chang mengatakan dengan kasus infeksi terobosan COVID-19, viral load pada orang yang telah divaksinasi juga relatif kecil dan peluang penularannya juga relatif lebih rendah.
Sumber : 民視新聞網 Formosa TV News network, UDNNews
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan