Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, mengaku terharu atas kedatangan delegasi senator Prancis untuk bertemu dengannya pada hari ini, Kamis (7/10/2021), walau ada tekanan dari pemerintah China.
Tsai menyampaikan langsung rasa haru tersebut saat bertemu dengan keempat senator yang dipimpin oleh mantan Menteri Pertahanan Prancis, Alain Richard, tersebut di Taipei.
“[Taiwan] sangat terharu,” ujar Tsai, seperti dikutip media Reuters.
Presiden perempuan itu mengaku terharu karena Richard dan kawan-kawannya tetap memutuskan untuk hadir walau ada “tekanan.”
Ketika menyebut tekanan, Tsai dianggap merujuk pada China. Beijing memang terus menekan Prancis agar membatalkan rencana kunjungan ini.
Duta besar China untuk Prancis bahkan melayangkan surat resmi kepada Richard pada bulan Februari lalu. Dalam surat itu, dubes China menyatakan bahwa rencana kunjungan tersebut “jelas melanggar prinsip ‘satu China’ dan memberikan sinyal yang salah terhadap kekuatan pro-independen di Taiwan.”
Kedubes China juga sudah merilis pernyataan yang mewanti-wanti bahwa kunjungan para senator itu akan merusak kepentingan Beijing, relasi kedua negara, dan “citra Prancis.”
Namun, Kementerian Luar Negeri Prancis menegaskan bahwa para senator bebas mengambil keputusan sendiri mengenai rencana lawatan tersebut.
Di hadapan para senator itu, Tsai pun mengucapkan terima kasih atas perhatian Prancis terhadap situasi terkini di Selat Taiwan beberapa waktu belakangan.
“Kami akan terus memenuhi kewajiban kami sebagai anggota komunitas internasional untuk memastikan perdamaian dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik dan juga berharap dapat memberikan kontribusi kepada dunia bersama Prancis,” tuturnya.
Pertemuan ini terjadi ketika relasi antara Taiwan dan China sedang tegang. China dilaporkan mengerahkan total sebanyak 148 pesawat ke zona pertahanan udara Taiwan sejak Jumat pekan lalu.
Di tengah peningkatan ketegangan ini, Menteri Luar Negeri Taiwan, Joseph Wu, menyatakan bahwa pihaknya siap berperang dengan China.
China memang terus menekan Taiwan, terutama setelah Tsai menjadi presiden. Tsai terus menggaungkan semangat pro-demokrasi, sementara China menganggap Taiwan merupakan bagian dari kedaulatannya di bawah prinsip “Satu China” yang mereka usung.
Sumber : 民視英語新聞 Formosa TV English News, presidentialoffice, Reuters
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan