Sebuah bom meledak di luar masjid di Kabul, Afghanistan. Ledakan itu menyebabkan lima orang warga sipil tewas.
Dilansir dari Associated Press, Senin (4/10/2021), ledakan tersebut terjadi pada Minggu (3/10) waktu setempat. Seorang pejabat Taliban mengatakan ledakan itu adalah serangan paling mematikan di ibu kota Afghanistan sejak pasukan AS pergi pada akhir Agustus.
Tidak ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan itu. Meski demikian, Taliban mencurigai ekstremis ISIS yang telah meningkatkan serangan terhadap Taliban dalam beberapa pekan terakhir, terutama di kubu ISIS di Afghanistan timur.
Bom yang diletakkan di pinggir jalan itu meledak di pintu gerbang Masjid Eid Gah di Kabul saat upacara peringatan untuk ibu kepala juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid. Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, Qari Saeed Khosti, mengatakan ada lima orang yang tewas akibat ledakan itu.
Ledakan itu menunjukkan terjadinya peningkatan serangan yang dihadapi Taliban beberapa minggu setelah mereka menguasai Afghanistan.
Selama pemberontakan 20 tahun mereka, Taliban sendiri telah sering melakukan serangan bom dan penembakan, tetapi sekarang dihadapkan pada upaya untuk menahan gerilyawan saingan menggunakan metode yang sama.
Taliban kini berjuang untuk menjalankan negara itu tanpa bantuan asing yang diberikan kepada pemerintah yang didukung Amerika Serikat sebelumnya.
Ada tiga tersangka yang ditangkap dalam ledakan itu. Juru bicara Taliban, Bilal Karimi, mengatakan tak ada pejuang Taliban yang terluka.
Seorang warga Kabul, Mohammad Israil, mengatakan dia mendengar suara keras dan melihat orang-orang melarikan diri. Sebuah rumah sakit darurat yang didanai Italia di Kabul menyebut telah menerima empat orang terluka dalam ledakan itu.
Daerah di sekitar masjid ditutup oleh Taliban, yang menjaga keamanan secara ketat. Pada sore harinya, lokasi itu dibersihkan. Satu-satunya tanda ledakan adalah kerusakan ringan pada lengkungan ornamen di gerbang masuk.
Militan ISIS telah meningkatkan serangan terhadap Taliban sejak pengambilalihan pertengahan Agustus, menandakan konflik yang meluas di antara mereka.
ISIS mempertahankan kehadiran yang kuat di provinsi timur Nangarhar, di mana mereka telah mengklaim bertanggung jawab atas beberapa pembunuhan di ibu kota provinsi Jalalabad.
Pada akhir Agustus, seorang pembom bunuh diri ISIS menargetkan upaya evakuasi Amerika di bandara internasional Kabul.
Ledakan itu menewaskan 169 warga Afghanistan dan 13 tentara AS dan merupakan salah satu serangan paling mematikan di negara itu dalam beberapa tahun.
Serangan di Kabul sejauh ini jarang terjadi, tetapi dalam beberapa pekan terakhir ISIS telah menunjukkan tanda-tanda bahwa mereka memperluas jejaknya di luar timur dan lebih dekat ke ibu kota.
Pada hari Jumat, pejuang Taliban menyerbu tempat persembunyian ISIS di utara Kabul di provinsi Parwan.
Serangan itu terjadi setelah sebuah bom pinggir jalan ISIS melukai empat pejuang Taliban di daerah itu.
Sumber : South China Morning Post, DW News, Associated Press
Berita Terkait
Wabah Pneumonia di China: Rumah Sakit Penuh
Topan Khanun Tiba, Warga Korea Utara Diminta Utamakan Jaga Foto Kim Jong Un
Taiwan Mempertimbangkan Untuk Mempekerjakan Lebih Banyak Pekerja Filipina Sampai Menawarkan Tempat Tinggal Permanen!