Dilansir dari media ETtoday menyebutkan bahwa seorang tenaga kerja wanita (TKW) kaburan terciduk polisi di bisnis prostitusi.
Menurut pemberitaan, seorang pekerja migran berjenis kelamin wanita yang berasal dari Vietnam berusia 29 tahun bermarga Ruan diketahui datang ke Taiwan 5 tahun lalu.
Ia awalnya bekerja secara resmi di Taiwan, namun dikarenakan gaji yang diterima TKW tersebut rendah, ia pun memilih untuk kabur.
Menurut penyelidikan dari pihak kepolisian, pada tahun 2016 lalu Ruan datang ke Taiwan sebagai pekerja migran yang bekerja di sebuah pabrik di Tainan, wilayah bagian selatan Taiwan.
Tapi karena gaji bulanan yang ia dapatkan rendah dan kerjaannya di pabrik yang monoton, ia pun merasa bosan dan mencoba praktik ilegal untuk menambah penghasilannya.
Awalnya Ruan mengaku kalau ia diajak oleh seorang pekerja migran lainnya untuk menjadi pekerja migran kaburan dengan iming-iming pendapatan yang lebih tinggi.
Karena wajahnya yang cantik dan kulitnya yang putih mulus, Ruan pun akhirnya terjun ke bisnis terlarang. Ia memilih meninggalkan pekerjaannya di pabrik dan menjadi pekerja seks komersil (PSK).
Petugas kepolisian distrik Yuanshan mengatakan bahwa petugas berwenang menemukan sebuah iklan yang menunjukkan sebuah gedung apartemen yang terletak di jalan Dehui. Dari hasil penyelidikan lantai pertama dari gedung apartemen tersebut merupakan studio tempat prostitusi yang dijalankan Ruan.
Sekitar pukul 8 malam hari Selasa (24/8/2021), polisi melakukan penggerebekkan ke lokasi kejadian dan berhasil menangkap Ruan yang ketika diciduk sedang melayani seorang lelaki hidung belang.
Pria Taiwan yang berusia 38 tahun bermarga Li tersebut ikut diamankan petugas dari lokasi perkara. Dari lokasi kejadian, petugas berwenang juga mengamankan barang bukti berupa sejumlah kondom, uang tunai senilai NT$ 2.000 dan tiket pesawat.
Baik Ruan maupun Li digiring ke kantor polisi untuk penyelidikan atas dugaan kasus bisnis prostitusi.
Kepada polisi Ruan mengaku bahwa ia mematok harga NT$ 2.000 per transaksi layanan seks yang ia berikan kepada pelanggan. Dari jumlah tersebut ia mendapatkan NT$ 1.000 setiap kali transaksi.
Adapun tiket pesawat yang ditemukan dari lokasi kejadian diklaim Ruan sebagai tiket pulang yang akan ia gunakan untuk kembali ke Vietnam namun tertunda akibat situasi pandemi Covid-19.
Li yang diciduk dari lokasi kejadian diganjar dengan hukuman karena telah melanggar undang-undang ketertiban sosial yang berlaku di Taiwan.
Sementara Ruan dikirimkan ke Departemen Imigrasi untuk ditahan atas kasus kaburan dan bisnis terlarang.
Menurut keterangan pihak kepolisian, setelah menyelesaikan hukumannya, ia akan segera dideportasi ke Vietnam.
Sumber : ETtoday
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan