Sedikitnya tiga orang tewas dan empat orang lainnya hilang setelah banjir melanda sebuah pegunungan di wilayah Malaysia utara dan menggenangi desa-desa sekitar.
Seperti diberitakan kantor berita AFP, Kamis (19/8/2021), air yang dipenuhi lumpur, batu, dan kayu gelondongan menghantam pemukiman di dekat Gunung Jerai pada hari Rabu (18/8), membuat jalan-jalan dan rumah-rumah terendam air dan menghanyutkan mobil-mobil.
Para pekerja darurat mengatakan, properti di dua distrik yang terkena dampak mengalami kerusakan parah, sementara beberapa orang terjebak di dalam rumah mereka.
“Saya dibesarkan di desa ini dan ini pertama kalinya saya melihat kejadian seperti itu,” kata seorang warga setempat, Salwa Mohamad Isa, kepada kantor berita resmi Malaysia, Bernama.
“Jembatan dan jalan ambruk, mobil-mobil hanyut dan orang-orang sekarat,” tuturnya.
Empat puluh orang telah dievakuasi dari rumah mereka ke pusat komunitas, dan operasi pencarian dan penyelamatan terus berlanjut.
LSM lokal mengatakan pembukaan hutan dan pertambangan di kawasan sensitif lingkungan bisa jadi berperan dalam banjir ini.
“Semua aktivitas destruktif di ekosistem yang rapuh ini harus segera dihentikan,” kata LSM tersebut dalam sebuah pernyataan.
Namun, seorang pejabat senior membantah bahwa pembalakan menyebabkan banjir tersebut. Dia menyalahkan intensitas hujan.
Banjir bandang sering terjadi di daerah tropis Malaysia. Tetapi para ilmuwan mengatakan perubahan iklim meningkatkan risiko dan intensitas banjir dari curah hujan yang ekstrem, karena atmosfer yang lebih hangat menampung lebih banyak air.
Sumber : The Star, Berita Harian Online, AFP
Berita Terkait
Wabah Pneumonia di China: Rumah Sakit Penuh
Topan Khanun Tiba, Warga Korea Utara Diminta Utamakan Jaga Foto Kim Jong Un
Taiwan Mempertimbangkan Untuk Mempekerjakan Lebih Banyak Pekerja Filipina Sampai Menawarkan Tempat Tinggal Permanen!