Di tengah situasi pandemi COVID-19 di Taiwan yang mulai terkendali, pemerintah Taiwan kini mulai melonggarkan aturan pembatasan terhadap kedatangan warga negara asing (WNA).
Peneliti, professor dan guru asing yang direkrut oleh lembaga akademik Taiwan sekarang diizinkan memasuki wilayah negeri Formosa karena tahun ajaran baru akan dimulai pada bulan September 2021.
Aturan tersebut berlaku bagi individu penerima beasiswa Yushan Scholar Program, Einstein Program, dan Columbus Program.
Kebijakan ini juga termasuk bagi mereka yang dipekerjakan untuk mengambil bagian dalam inisiatif Negara Bilingual 2030 dan staf pengajar universitas yang diberikan izin masuk oleh Kementerian Pendidikan (MOE) Taiwan.
Meski demikian, demi mencegah penyebaran wabah corona di Taiwan, bagi warga negara asing (WNA) yang termasuk dalam kategori tersebut wajib menunjukkan hasil tes PCR negatif COVID-19 yang dilakukan dalam waktu tiga hari sebelum keberangkatan.
Mereka yang memiliki riwayat perjalanan ke negara-negara berisiko tinggi terpapar wabah corona harus dikarantina di fasilitas terpusat, sementara yang lain dapat memilih hotel karantina khusus COVID-19.
Setelah tiba di Taiwan, peneliti dan tenaga pengajar asing akan diwajibkan untuk menjalani karantina selama 14 hari. Setelah itu mereka juga akan diminta untuk memantau kesehatan mereka selama 7 hari.
Selama masa tersebut, mereka tidak diizinkan untuk mengunjungi kampus atau tempat ramai, laporan media CNANews.
Saat ini, Taiwan mengkategorikan 8 negara yang berisiko tinggi terhadap penyebaran COVID-19, diantaranya Brasil, India, Inggris, Peru, Israel, Indonesia, Bangladesh, dan Myanmar.
Pembatasan masuk pada siswa internasional diperkirakan juga akan dicabut sembari menunggu persetujuan dari Pusat Komando Epidemi Sentral (CECC) Taiwan.
Para siswa asing ini akan dikenakan peraturan karantina yang sama seperti peneliti dan tenaga kerja asing.
Sumber : CNANews
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan