Candi Borobudur ikut terdampak dari aktivitas gunung merapi, yang berada di perbatasan provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta. Candi terbesar di Jawa Tengah ini diguyur abu vulkanik.
Menurut Mura Aristina, petugas balai konservasi borobudur, abu vulkanik yang mengguyur kawasan candi borobudur tersebut setelah gunung merapi erupsi pada kamis dini hari.
Abu vulkanik yang sampai ke candi borobudur dalam kategori tipis. Berdasarkan perhitungan dari tim laborat bahwa kuantitas abu vulkanik yang menyelimuti candi borobudur sebanyak 4,7 gram per meter persegi.
Abu vulkanik tersebut akan diteliti lebih lanjut untuk mengetahui kandungan yang bisa merusak unsur bebatuan candi. Namun saat ini masih dalam kategori aman dan belum akan dilakukan upaya penutupan candi borobudur.
Gunung merapi mengalami erupsi beruntun sebanyak 4 kali ada pukul 1 hingga pukul 3 kamis dini hari. Luncuran awan panas paling jauh mencapai 3.000 meter pada pukul 01.53 wib ke arah barat daya. Pada saat erupsi, angin mengarah ke barat.
Menurut pemantauan, pada pukul 5.36 WIB pagi ini, Senin (16/8/2021) tercatat di seismogram guguran awan panas dengan amplitudo 49 mm dan durasi 165 detik. Jarak luncur 2.000 m ke arah barat daya.
Berdasarkan informasi dari masyarakat, telah terjadi hujan abu akibat awan panas guguran Merapi.
Dari laporan yang tercatat oleh Pusdalops BPBD, hujan abu terjadi di beberapa wilayah KRB Merapi dan sekitarnya, antara lain:
1. Kecamatan Dukun ( hujan abu : sedang-tebal)
– Desa Krinjing
– Desa Paten
– Desa Sengi
– Desa Banyudono
2. Kecamatan Sawangan (hujan abu : sedang-tebal)
– Desa Kapuhan
– Desa Mangunsari
– Desa Soronalan
– Desa Ketep
3. Kecamatan Tegalrejo (hujan abu : sedang)
– Desa Tegalrejo
– Desa Kebonagung
– Desa Ngadirejo
Sumber : KOMPASTV, Merapi Tvc
Berita Terkait
11 Orang Pendaki Meninggal Dunia Akibat Erupsi Gunung Marapi
Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi di UNESCO
Pria Tewas Ditikam Setelah Berkelahi dengan Teman Sekamarnya karena Tidak Mengucapkan ‘Terima Kasih’