Media sosial kembali ramai menuai berbagai komentar dari netizen usai insiden seorang warga yang disuntik vaksin karena dugaan kelalaian nakes di tanah air.
Video warga di Pluit, Jakarta Utara, yang diduga disuntik dengan vaksin kosong viral di media sosial.
Dalam narasi yang beredar, dituliskan bahwa pihak vaksinator meminta maaf setelah diprotes dan akhirnya menyuntikkan kembali vaksin COVID-19.
“Jam 12.30 suntikan vaksinasi, ternyata suntik kosong. Setelah Protes dan cuma kata maaf, akhirnya di suntik kembali,” demikian cuitan akun @Irwan2yah yang membagikan video tersebut.
“Agar dpt diperhatikan. Sebarkan agar suster tersebut diproses.”
Pihak kepolisian pun turun tangan menangani dugaan vaksin kosong tersebut.
Menurut Kasudin Kesehatan Jakarta Utara, Yudi Dimyati, tenaga kesehatan yang terlibat telah diperiksa polisi.
“Nakesnya, dari pihak penyelenggara lapor ke Polsek,” ungkap Yudi pada Senin (9/8).
Lebih lanjut, Yudi mengaku bahwa pihak Dinas Kesehatan DKI masih belum mendapat informasi utuh terkait dugaan nakes menyuntikkan vaksin kosong tersebut. Dinkes DKI disebut masih menunggu hasil pemeriksaan polisi.
“Saya juga belum dapat info, nunggu polisi selesai dulu, mungkin motifnya apa,” paparnya.
“Pidana atau perdata baru kita lihat sanksinya, kalau perdata kan bisa pihak Dinkes atau rumah sakit sebagai tempat yang bersangkutan kerja. Kalau perdata kan hubungannya berkaitan izin praktik.”
Adapun peristiwa tersebut terjadi di Sekolah IPK Pluit, Jakut. Yudi menjelaskan bahwa pihak penyelenggara memang sudah lama bekerjasama dengan Dinkes untuk menggelar program vaksinasi COVID-19.
“Kerjasama kita sudah lama, sudah berapa hari, banyak sekali yang sudah divaksin, nah ini nggak tahu ini, kenapa ini. Nanti pihak polisi hasil penyelidikan,” paparnya.
“Belum sempat kronologinya gimana, sudah beredar videonya, sudah ramai, mau dipanggil, sudah nggak ada yang bisa dihubungi semuanya. Kayaknya sudah sama polisi.”
Pihak kepolisian juga disebut telah memanggil Kepala Puskesmas Penjaringan. “Iya (dipanggil), kan dia penanggung jawab di lapangan. Kapuskesnya sudah enggak bisa dihubungi dari tadi,” pungkas Yudi.
Sumber : Tribunnews, Wow Keren Media, VIVA.CO.ID
Berita Terkait
11 Orang Pendaki Meninggal Dunia Akibat Erupsi Gunung Marapi
Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi di UNESCO
Pria Tewas Ditikam Setelah Berkelahi dengan Teman Sekamarnya karena Tidak Mengucapkan ‘Terima Kasih’