Olimpiade Tokyo diselenggarakan mulai 23 Juli 2021 kemarin dan akan berakhir Minggu (8/8). Dengan demikian, sudah sekitar 10 hari olimpiade berlangsung dan memicu pertanyaan besar, apakah prediksi para pakar soal turnamen menjadi lokasi penyebaran wabah COVID-19 benar terjadi?
Sebagai informasi, selama beberapa waktu belakangan, Jepang selalu melaporkan kenaikan kasus COVID-19. Rekor demi rekor data kasus harian juga tingkat fatalitasnya terus meningkat. Bahkan melansir UPI, kasus COVID-19 di Jepang meningkat sampai 87 persen.
Di hari kesepuluh olimpiade Jepang mengumumkan tambahan 5 kasus meninggal dan 10.177 kasus baru COVID-19. Sedangkan sepekan sebelumnya, angka kematiannya hanya 4 serta 5.020 infeksi baru, menunjukkan ada peningkatan hampir 2 kali lipat hanya dalam rentang sepekan.
Karena itulah, Jepang mengumumkan status darurat COVID-19 untuk setidaknya 6 perfektur sampai 31 Agustus 2021. Termasuk di antaranya Tokyo yang menjadi tuan rumah olimpiade, serta beberapa perfektur besar seperti Osaka, Chiba, dan Kanagawa.
Kendati demikian, Direktur Tokyo 2020 yang mengelola olimpiade Toshiro Muto, mengklaim bahwa kenaikan kasus ini tidak terkait dengan turnamen yang diselenggarakan.
Dalam konferensi persnya hari Minggu (1/8) kemarin, sebab tingkat kepositifannya hanya 0,02 persen. Toshiro mengungkap, pada Jumat (30/7) hanya 72 dari 350 ribu tes yang akhirnya dikonfirmasi positif, menunjukkan cukup rendahnya positif COVID-19 di lingkup olimpiade.
Hingga jelang berakhirnya Olimpiade Tokyo, pro dan kontra pelaksanaan masih terus disuarakan. Sikap kontra tentu saja karena kekhawatiran Olimpiade Tokyo akan menjadi lokasi penyebaran super virus Corona.
Kekhawatiran ini seolah benar adanya karena Jepang terus menunjukkan peningkatan jumlah kasus COVID-19 setiap harinya. “Kami berada dalam krisis.”
“Kami akan segera merespons krisis ini dengan pencegahan ketat di seluruh negeri sambil memproses vaksinasi,” kata Perdana Menteri Yoshihide Suga setelah melakukan rapat terbatas terkait perpanjangan status darurat.
Namun di sisi lain, pemerintah Jepang juga terus mendorong dilakukannya vaksinasi COVID-19.
“Sangat penting untuk menyegerakan vaksinasi COVID-19 di generasi muda dan paruh baya di Tokyo,” tegas Gubernur Tokyo, Yuriko Koike, Rabu (28/7).
Sumber : WION, CNA
Berita Terkait
Wabah Pneumonia di China: Rumah Sakit Penuh
Topan Khanun Tiba, Warga Korea Utara Diminta Utamakan Jaga Foto Kim Jong Un
Taiwan Mempertimbangkan Untuk Mempekerjakan Lebih Banyak Pekerja Filipina Sampai Menawarkan Tempat Tinggal Permanen!