Seorang pria bernama Shiri menangis pilu saat sedang mengantri untuk mengisi oksigen di sebuah perusahaan di Jalan Veteran, Kota Pontianak, Kalimantan Barat.
Ia mengantri untuk mengisi tabung oksigen untuk ibunya yang saat itu mengalami sesak napas.
Saat sedang menunggu giliran, mendadak seseorang menelepon dan mengabarkan sang ibu telah meninggal dunia.
Seketika tangis Shiri langsung pecah, tak mampu lagi terbendung. Shiri langsung bergegas membawa pulang tabung tanpa berisi oksigen sambil menangis.
Dikutip dari TribunPontianak.com, Jumat (23/7/2021), Shiri mengaku sudah sejak pagi berusaha mencari oksigen untuk sang ibu yang sedang sakit dan sesak napas.
Tak banyak yang bisa ia sampaikan sesaat sebelum kembali ke rumah dan melihat jenazah sang ibu.
Ia hanya mampu menyampaikan dirinya telah terlambat dan sang ibu telah pergi untuk selamanya.
“Sudah terlambat, ibu saya sudah meninggal,” kata Shiri.
Sambil terus menangis dan mengusap air matanya, Shiri bercerita sang ibu dirawat di rumah lantaran di rumah sakit tidak ada oksigen.
“Saya dari pagi. Oksigennya telat ini. Ibu saya yang sakit di rumah sesak nafas. Perawatan di rumah, di rumah sakit tidak ada oksigen katanya,” tuturnya.
Diketahui belakangan oksigen di beberapa daerah termasuk di Kalimantan Barat menipis seiring dengan meningkatnya angka kasus Covid-19.
Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji mengatakan saat ini pasokan oksigen untuk daerah agak terlambat.
Dikatakannya saat ini masih menunggu drop oksigen dari Jakarta, Batam bahkan Kuching.
Pemprov Kalbar saat ini terus berupaya agar stok obat dan oksigen bisa cukup.
“Kita di provinsi terus berupaya bagaimana stok obat, dan oksigen cukup. Oksigen untuk hari ini pas-pasan. Untuk daerah bahkan pasokan agak terlambat. Mudah-mudahan drop dari Jakarta, Batam dan Kuching bisa cepat,” ujarnya.
Selain itu, ia juga meminta program vaksinasi untuk dipercepat.
“Insya Allah kita akan berupaya semaksimal mungkin. Saya minta juga agar vaksinasi dipercepat. Itu yang harus dilakukan daerah dan kami provinsi akan memperhatikan,” ujarnya.
Sumber : Tribunnews
Berita Terkait
11 Orang Pendaki Meninggal Dunia Akibat Erupsi Gunung Marapi
Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi di UNESCO
Pria Tewas Ditikam Setelah Berkelahi dengan Teman Sekamarnya karena Tidak Mengucapkan ‘Terima Kasih’