CT value menjadi pembahasan penting saat seseorang telah melakukan pemeriksaan tes PCR. Sebenarnya apa itu CT value? Seberpengaruh apa nilai CT value dalam hasil pemeriksaan tes PCR seseorang?
Melansir dari laman resmi pamki.or.id, CT value merupakan singkatan dari cycle threshold value, merupakan jumlah siklus yang dibutuhkan sampai sinyal fluoresens melewati ambang (treshold).
Arti nilai CT value yang tertulis berbanding terbalik dengan hasil sebenarnya. Apabila nilai CT value yang tercantum rendah, maka jumlah virus Covid-19 yang ada semakin banyak. Jika nilai CT value yang tercantum tinggi, berarti jumlah virus yang ada semakin sedikit.
Pada umumnya, arti batas ambang nilai CT value adalah 40 dengan intepretasi:
Nilai CT<29: Positif Kuat, virus dalam jumlah banyak dan mudah menularkan ke orang sekitarnya
Nilai CT antara 30-37: Positif, terdapat target dalam jumlah sedang
Nilai CT antara 38-40: Positif lemah, terdapat target dalam jumlah sedikit
Orang dengan CT value kurang dari 29, biasanya berada di fase awal infeksi Covid-19. Pada fase ini, orang yang terinfeksi memiliki kemungkinan besar untuk menularkan kepada orang lain. Jika CT value berada di atas 30, maka ini menunjukkan terdapat virus pada sampel pasien, namun dalam jumlah yang sedikit.
Kondisi ini akan mengurangi risiko orang tersebut menularkan virus kepada orang lain. Apabila jumlah nilai CT value 38 sampai 40 menunjukkan bawa orang tersebut tidak terdeteksi adanya RNA virus, dan orang tersebut bisa dinyatakan negatif Covid-19.
Dokter Samuel L. Simon juga menjelaskan dalam akun Instagram pribadinya @drslsimonspkk, edukasi tentang hasil tes PCR yang berkembang di masyarakat banyak yang menyesatkan. Test PCR tidak perlu dilakukan berulang kali karena test tersebut tidak bisa membedakan fragmen virus yang masih hidup dan yang telah mati.
Apabila sudah mendapatkan hasil tes PCR, diharapkan masyarakat untuk mengetahui hasil CT value dari tes tersebut.
Masyarakat juga diharapkan untuk belajar dan memahami hasil tes PCR yang telah dilakukan agar tidak menimbulkan kepanikan dengan hasil tersebut.
“Mari belajar untuk memahami hiruk pikuk hasil tes PCR supaya tidak stress, paranoid dan ketakutan. Stres menurunkan imunitas. [Padahal imun kuat] diperlukan untuk mengatasi virus,” ungkap Samuel yang dilansir dari akun Instagram @drslsimonspkk, Rabu (7/7/2021).
Sumber : Antara TV Indonesia, Bisnis
Berita Terkait
11 Orang Pendaki Meninggal Dunia Akibat Erupsi Gunung Marapi
Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi di UNESCO
Pria Tewas Ditikam Setelah Berkelahi dengan Teman Sekamarnya karena Tidak Mengucapkan ‘Terima Kasih’