Sebanyak 4 negara Asia Tenggara telah membuat seruan bersama bagi pekerja migran di Taiwan untuk ditambahkan ke daftar prioritas vaksinasi terhadap COVID-19, menurut pernyataan yang diperoleh CNANews pada hari Kamis (8/7/2021).
Pernyataan yang ditandatangani oleh kantor perwakilan Thailand, Indonesia, Vietnam dan Filipina itu mengatakan empat negara mereka menyumbang 99,8 persen dari tenaga kerja migran di Taiwan.
“Kami telah menghadapi pandemi COVID-19 selama lebih dari satu tahun sekarang dan peristiwa baru-baru ini telah membawa keprihatinan kami pada kerentanan tenaga kerja migran kami terpapar wabah corona di Taiwan,” menurut pernyataan dari 4 kantor perwakilan negara pengimpor pekerja migran di Taiwan.
Pernyataan seruan pemerintah Taiwan untuk memasukkan pekerja migran ke dalam prioritas vaksinasi COVID-19 ini telah disampaikan kepada Kementerian Luar Negeri (MOFA) Taiwan pada akhir Juni 2021.
Pihak MOFA Taiwan mengatakan kerja sama dalam menangani kesehatan dan keselamatan pekerja migran dari 4 negara Asia Tenggara itu penting, mengingat kerentanan para pekerja migran terpapar corona yang juga dapat mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan sosial penduduk Taiwan.
“Kami bersama-sama mendesak pihak berwenang terkait untuk mempertimbangkan memprioritaskan pekerja migran dalam program vaksinasi COVID-19.”
“Vaksin yang diberikan kepada para pekerja migran di Taiwan juga harus memenuhi standar internasional dan diberikan secara sukarela,” menurut pernyataan dari 4 kantor perwakilan pengimpor pekerja migran ke Taiwan dalam pernyataan itu.
Dalam pernyataan itu, pihaknya juga mengatakan mereka berharap pihak berwenang Taiwan akan memberikan prioritas untuk meningkatkan kondisi kehidupan para pekerja migran di negeri Formosa.
“Paling tidak diskusi yang bermakna harus dilakukan di antara semua pihak terkait untuk melawan dampak COVID-19,” kata pernyataan itu.
Pekerja migran saat ini tidak termasuk dalam daftar prioritas 10 kategori individu yang mendapatkan vaksin COVID-19 secara gratis dari Pusat Komando Epidemi Sentral (CECC) Taiwan.
Sejauh ini pemerintah Taiwan masih mengutamakan melakukan vaksinasi corona bagi warga masyarakat Taiwan yang berusia lanjut, petugas kesehatan dan orang-orang dalam pekerjaan berisiko tinggi terpapar COVID-19.
Pada bulan Juni, dilaporkan bahwa Biro Pengembangan Industri Taiwan telah meminta perusahaan-perusahaan di kawasan industri untuk memberikan daftar pekerja yang ingin menerima vaksin COVID-19 yang dikembangkan secara lokal.
Di tengah kritik dari partai oposisi di Taiwan, Biro Pengembangan Industri kemudian mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa mereka telah menghentikan survei vaksinasi di antara pekerja migran karena beberapa kesalahpahaman.
Setidaknya dua perusahaan bioteknologi Taiwan, Medigen Vaccine Biologics Corp. dan United Biomedical Inc. (UBI), telah mengembangkan vaksin COVID-19 dan telah mengajukan permohonan otorisasi penggunaan darurat (EUA) di Taiwan, meskipun mereka baru menyelesaikan uji coba Fase 2.
Medigen baru-baru ini mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengajukan permohonan untuk melakukan uji klinis Fase 3 di Paraguay sementara UBI mengatakan sedang berusaha melakukan hal yang sama di India.
Pemerintah Taiwan telah menandatangani kontrak untuk membeli 10 juta dosis vaksin COVID-19 dari kedua perusahaan tersebut.
Sumber : CNANews
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan