Pekerja migran yang bekerja di pabrik King Yuan Electronics Corp (KYEC) yang kembali dari karantina pada Senin (21/6/2021) terkejut melihat barang-barang mereka menumpuk di kantong plastik saat mereka menunggu untuk ditempatkan di tempat tinggal baru.
Pekerja migran dari pabrik KYEC, serta pabrik-pabrik teknologi tinggi lainnya yang terletak di Taman Sains Zhunan Miaoli, telah menyelesaikan masas karantina COVID-19 mereka setelah sejumlah infeksi cluster corona dikonfirmasi di pabrik-pabrik teknologi di Miaoli.
Pada hari Selasa (22/6/2021), mereka memposting foto dan video yang menunjukkan tumpukan kantong plastik berisi barang-barang mereka yang berserakan di jalan seperti sampah saat mereka kembali dari pusat karantina.
Pada hari Rabu (23/6/2021), CNANews mengutip pernyataan Anggota Dewan Kabupaten Miaoli, Chen Pin-an yang mengatakan asrama pekerja belum disiapkan dengan benar dan proses pemindahan pekerja ke fasilitas lain menjadi kacau balau.
Dia meminta pemerintah daerah untuk mendesak pemilik pabrik atau majikan dan agensi tenaga kerja untuk memperbaiki situasi tersebut.
Peng Te-chun, direktur Departemen Pengembangan Tenaga Kerja dan Pemuda Kabupaten Miaoli, mengatakan bahwa pihak KYEC sedang mengerjakan rencana untuk melanjutkan operasi bisnis mereka.
Peng mengatakan bahwa beberapa pekerja migran yang dikirim ke pusat karantina yang terletak di wilayah Taiwan bagian tengah dan selatan telah kembali ke asrama mereka yang berada di Kabupaten Miaoli.
Karena jumlah orang per kamar harus dikurangi untuk menurunkan risiko infeksi COVID-19, beberapa pekerja dipindahkan ke tempat lain.
Peng mengakui prosesnya memang sedikit berantakan dan terjadi kekacauan selama dua hari terakhir.
Peng mengatakan agensi tenaga kerja telah diminta untuk mempercepat operasi dan menyelesaikan pemindahan para pekerja migran dengan benar.
Ia juga menambahkan bahwa agensi tenaga kerja juga harus mengatur penerjemah untuk meningkatkan komunikasi dan menghindari kesalahpahaman yang tidak perlu yang disebabkan oleh relokasi pemukiman pekerja migran tersebut.
Chen menunjukkan bahwa lebih dari 100 pekerja migran dari pabrik KYEC telah diminta oleh calo tenaga kerja untuk pindah dari kamar mereka yang terletak di Kotapraja Zhunan ke asrama pekerja migran yang berada di Kotapraja Zaqiao.
Chen mengatakan bahwa karena logistik yang buruk, proses pemindahan para pekerja migran ini terlihat sangat kacau.
Bagasi dan barang-barang para pekerja migran secara acak berserakan di jalan atau dikemas ke dalam plastik sampah. Bahkan beberapa pekerja migran harus tidur di Lorong asrama yang sempit.
Sedangkan yang lain memiliki kamar, tetapi tidak ada tempat tidur atau bingkai tempat tidur belum dipasang. Hal ini membuat mereka tidak punya pilihan selain berbaring di tikar untuk beristirahat.
Chen mengatakan bahwa dia melihat foto dan video yang diposting secara online oleh pekerja migran dan situasinya konyol, kacau dan tidak manusiawi. Dia mengatakan pemerintah daerah harus mendesak pemilik pabrik KYEC dan agensi tenaga kerja untuk menangani situasi ini dengan benar.
Peng mengatakan bahwa pengaturan untuk pekerja migran yang dikarantina melibatkan banyak faktor kompleks seperti menyediakan kamar terpisah untuk pria dan wanita, mematuhi protokol kesehatan yang berlaku dan pembagian tempat tinggal yang sesuai.
Sumber : TVBS NEWS, Liberty Times, CNANews
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan