Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan (MOHW) Taiwan yang juga menjabat sebagai ketua Pusat Komando Epidemi Sentral (CECC) Taiwan, Chen Shih-chung dalam konferensi pers yang digelar pada hari Kamis (24/6/2021) menanggapi perselisihan antara otoritas New Taipei dan Kaohsiung mengenai infeksi cluster yang terjadi di rumah sakit kota New Taipei yang telah menyebar ke kota Kaohsiung.
Chen mengatakan bahwa insiden ini disebabkan karena pasien yang terpapar COVID-19 tidak mematuhi aturan yang tepat untuk karantina mandiri ketika kasus infeksi COVID-19 ditemukan di sana.
Jika seorang pasien rawat inap di rumah sakit dinyatakan positif COVID-19, semua kontak dekat orang tersebut harus dikarantina, kata Chen.
Orang yang berisiko, sementara itu, harus mengikuti protokol manajemen kesehatan diri selama 14 hari jika hanya ada satu kasus di rumah sakit dan mereka harus dikarantina jika lebih banyak kasus corona yang muncul, kata Chen.
Ia mengatakan bahwa infeksi cluster itu pertama kali dikonfirmasi dari seorang pasien di kamar yang berdekatan dengan pasien COVID-19 yang dirawat oleh petugas kesehatan yang sama.
Namun, pihak Rumah Sakit En Chu Kong di kota New Taipei gagal mengkarantina semua personel yang berisiko terpapar COVID-19 bahkan setelah beberapa kasus COVID-19 dikonfirmasi di sana, kata Chen yang mendukung argumen Departemen Kesehatan Kota Kaohsiung.
Dalam siaran pers yang digelar pada hari Rabu (23/6/2021), departemen kesehatan mengatakan Rumah Sakit En Chu Kong adalah sumber infeksi cluster corona yang dikonfirmasi di Kaohsiung yang dimulai karena rumah sakit tidak mengikuti protokol kesehatan yang ditetapkan oleh CECC Taiwan ketika mengidentifikasi sejumlah kasus COVID-19 di antara staf dan pasiennya.
Menurut departemen kesehatan, tujuh kasus COVID-19 baru yang dikonfirmasi di Kaohsiung selama tiga hari terakhir ditelusuri kembali ke pasien yang menjalani operasi di Rumah Sakit En Chu Kong kota New Taipei pada tanggal 24 Mei 2021 lalu dan dipulangkan tiga hari kemudian.
Selama empat hari pria itu berada di rumah sakit, dia berada di kamar yang terletak dua pintu dari seorang pasien yang kemudian dites positif COVID-19. Akan tetapi dia tidak dites COVID-19 atau dikarantina, kata departemen kesehatan saat itu.
Selama kunjungan tindak lanjut pria itu ke rumah sakit setelah keluar dari RS, dia memiliki gejala COVID-19, tetapi dia masih tidak diuji COVID-19 dan pihak rumah sakit tidak melaporkan masalah tersebut kepada otoritas kesehatan terkait, kata departemen itu.
Ini jelas merupakan “pelalaian tugas” dari pihak Rumah Sakit En Chu Kong kota New Taipei, kata departemen kesehatan Kaohsiung.
Sebagai tanggapan, rumah sakit terkait mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dirilis ke publik pada hari Rabu bahwa kasus COVID-19 pertamanya adalah pasien yang telah dirawat pada tanggal 22 Mei dan telah dites negatif pada waktu itu tetapi dikonfirmasi kembali positif corona pada tanggal 29 Mei 2021.
Pria yang disebut oleh dinas kesehatan kota Kaohsiung sebagai sumber utama dari infeksi COVID-19 pada tujuh kasus corona baru di kota itu tidak terdaftar sebagai kontak dekat pasien COVID-19 pertama rumah sakit itu, karena pria itu berada di kamar dua pintu di bawah, kata pihak rumah sakit.
Namun, rumah sakit mengonfirmasi bahwa selama kunjungan tindak lanjut oleh pria itu pada tanggal 17 Juni 2021, dokter di rumah sakit ingin dia melakukan tes COVID-19 karena CT scan dadanya menunjukkan beberapa kelainan, tetapi dia menolak.
“Kami menerima kritik dan akan terus berusaha memberikan pelayanan medis terbaik kepada pasien kami,” kata pihak rumah sakit.
Pada hari Kamis (24/6/2021), otoritas kota Kaohsiung melaporkan enam kasus COVID-19 domestik yang terkait dengan infeksi cluster COVID-19 sehingga jumlah total kasus yang terkait dengan cluster corona itu menjadi 13 kasus.
Sumber : 民視新聞網 Formosa TV News network
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan