Kebakaran hebat terjadi di Pondok Pesantren Tahfizh Guntur Pekalen Batu di Desa Ranggung, Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung. Bangunan Pondok Pesantren pun habis dilalap api, Minggu (6/6/2021) dini hari.
Saat kejadian, seorang ustazah nekat menerobos api demi menyelamatkan santri dan uang yayasan.
Aksi heroik itu dilakukan oleh ustazah bernama Vitria Anjelika yang kini harus menjalani perawatan intensif di RS KIM Pangkalpinang.
Dikutip dari BangkaPos.com, mengalami luka-luka di bagian tubuhnya akibat kebakaran itu.
Saat ditemui Bangkapos.com, ustazah Anjeli sudah mampu diajak berkomunikasi dan menceritakan kronologi kejadian.
Ia mengatakan, saat itu terbangun sekira pukul 03.00 dini hari karena merasakan panas hingga ia melihat api sudah membesar di kamar santri perempuan.
“Saat jam 3 pajar terbangun karena merasakan panas. Saat terbangun api sudah mulai membesar daerah pojok kamar yang perempuan. Saat terbangun langsung memanggil ustaz,” kata ustazah yang biasa disapa Ustaz Anjeli ini, Senin (7/6/2021).
Anjeli langsung bangun memanggil ustaz dan membangunkan para santriwati dan membawa mereka ke bawah.
Namun ternyata masih ada satu santri yang belum bangun, Anjeli pun kembali ke atas untuk menyelamatkannya.
Ia kemudian berhasil menyelamatkan santri itu meski api sudah mulai membesar.
“Setelah bangun langsung membawanya ke bawah sambil memapahnya. Apinya dari atas posisinya kan pondok jadi apinya sudah ke bawah semua,” ucap saat di ruang perawatan RS KIM Pangkalpinang.
Kemudian, ustazah itu teringan akan uang yayasan yang masih di dalam pondok.
Karena berpikir tidak memiliki biaya untuk mengganti jika uang yayasan hangus, ia pun nekat kembali menerobos api untung menyelamatkannya.
“Karena itu uang yayasan saya enggak punya uang untuk menggantikannya,” katanya.
“Saat itu api sudah menyebar ke seluruh pondok, tetapi saya nekad masuk lagi sendiri ke dalam untuk menyelamatkan uang yayasan tersebut melalui pintu yang sudah penuh dengan api,” jelasnya.
Tubuh Ustazah Anjeli pun mengalami luka-luka akibat kejadian itu dan harus menjalani dua kali operasi di rumah sakit.
Sebagai informasi, kebakaran itu mengakibatkan bangunan Pondok Pesantren Tahfidz Guntur rata dengan tanah dan tak bersisa.
Tak hanya bangunan yang habis dilahap si jago merah, persediaan bahan makanan, pakaian, perlengkapan belajar hingga Al Qur’an juga habis terbakar.
Kepala Desa Ranggung, Matnur saat dikonfirmasi menduga kebakaran terjadi akibat korsleting listrik.
“Kejadiannya sekitar Pukul 03.00 WIB dan tidak ada yang menyadarinya hingga bangunan terbakar,” ujar Matnur.
Karena bangunan pondok yang terbuat dari kayu dan papan menyebabkan api dengan cepat melahap setiap sisi bangunan Pondok Pesantren.
“Seluruh pakaian para santri dan logistik habis terbakar dan hanya tersisa di badan yang dipakai saat ini,” tutur Matnur.
Mengenai total kerugian akibat kejadian ini, Matnur menafsirkan setidaknya pihak Pondok Pesantren mengalami kerugian hingga Rp 250 juta.
Sumber : Tribunnews.com, Bangka Pos Official
Berita Terkait
11 Orang Pendaki Meninggal Dunia Akibat Erupsi Gunung Marapi
Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi di UNESCO
Pria Tewas Ditikam Setelah Berkelahi dengan Teman Sekamarnya karena Tidak Mengucapkan ‘Terima Kasih’