Sebanyak 180 orang dilaporkan telah tertular virus corona dalam infeksi cluster yang dikonfirmasi di 60 fasilitas perawatan jangka panjang di Taiwan sejak pertengahan Mei 2021, ketika penularan COVID-19 di tingkat komunitas terjadi di Taiwan, menurut Pusat Komando Epidemi Sentral (CECC) Taiwan.
Selama konferensi pers pada hari Kamis (3/6/2021), Lo Yi-chun, wakil kepala unit respons medis CECC Taiwan mengatakan infeksi klaster dilaporkan di 60 fasilitas perawatan jangka panjang hingga saat ini.
Di antara individu yang terinfeksi, 47 diantaranya adalah pekerja di perusahaan, sedangkan sisanya adalah non-staf, seperti klien, pengunjung, dan pembantu sukarela, kata Lo.
Fasilitas pusat perawatan jangka panjang ini termasuk panti jompo serta perawatan psikiatri dan pusat rehabilitasi, kata Lo.
Ia menambahkan bahwa beberapa dari mereka menyediakan akomodasi 24 jam sementara yang lain berfungsi sebagai pusat penitipan.
Lo mengatakan petugas kesehatan yang merawat orang tua di rumah mereka yang terinfeksi virus corona juga terdaftar sebagai kasus di bawah kategori fasilitas perawatan jangka panjang.
Sementara itu, Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan (MOHW) Taiwan yang juga menjabat sebagai kepala CECC Taiwan, Chen Shih-chung mengatakan pekerja dan klien dari fasilitas perawatan jangka panjang akan tercakup dalam fase vaksinasi berikutnya ketika lebih banyak vaksin COVID-19 tiba di negeri Formosa.
Saat ini, pekerja dan klien fasilitas perawatan jangka panjang ditempatkan pada prioritas keenam dalam daftar 10 kategori prioritas inokulasi vaksin Taiwan.
Chen mengatakan 410.000 dosis vaksin COVID-19 dari perusahaan AstraZeneca yang tiba pada tanggal 19 Mei dialokasikan untuk tiga kelompok prioritas teratas, termasuk tenaga medis, pekerja pencegahan epidemi garis depan dan orang-orang yang bekerja di pekerjaan berisiko tinggi terpapar wabah corona, seperti pilot, pramugari dan pegawai pelabuhan.
Sementara itu, data CECC Taiwan yang dirilis pada hari Kamis (3/6/2021) menunjukkan bahwa pasien yang menderita COVID-19 parah di Taiwan kini berjumlah 1.399 orang.
Dimana sebanyak 70 persen di antaranya adalah lansia yang berusia di atas 60 tahun.
Jumlah pasien COVID-19 yang menderita gejala serius terus meningkat sejak lonjakan kasus COVID-19 baru-baru ini di Taiwan, kata pejabat CECC Taiwan, Lo Yi-chun.
Sebanyak 1.399 pasien corona yang saat ini dirawat semuanya menderita pneumonia serius dan mengalami gangguan pernapasan akut, tambah Lo.
Pejabat CECC Taiwan, Chou Jih-haw mengatakan Taiwan saat ini memiliki sekitar 10.000 dosis remdesivir, yang merupakan obat penting yang telah digunakan untuk mengobati pasien yang menderita gejala COVID-19 yang parah.
Dosis tersebut cukup untuk mengobati 1.500 pasien dengan kasus COVID-19 parah. Chou menjelaskan bahwa otoritas Taiwan diperkirakan akan mengimpor 8.500 dosis remdesivir dari luar negeri pada akhir minggu ini.
Untuk meminimalkan jumlah kematian, pasien yang menderita komplikasi pernapasan akibat COVID-19 biasanya diberikan kortikosteroid, kata penasihat CECC Taiwan, Chang Shan-chwen.
Sementara itu, Chang menambahkan bahwa pengobatan antibodi monoklonal juga telah digunakan untuk mengobati orang dengan kondisi COVID-19 ringan atau sedang, terutama pasien lanjut usia dengan riwayat penyakit kronis, untuk mengurangi gejala kesehatannya kian memburuk.
Sumber : 民視新聞網 Formosa TV News network, TVBS NEWS, Liberty Times
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan