Untuk pertama kalinya, Taiwan mencatat kasus pertama pembekuan darah terkait dengan vaksin COVID-19 dari AstraZeneca.
Dalam konferensi pers yang digelar pada hari Rabu (2/6/2021), Pusat Komando Epidemi Sentral (CECC) Taiwan mengatakan pihaknya tidak merekomendasikan perubahan apa pun dalam prosedur vaksin saat ini karena masalah tersebut.
Kasus ini adalah kasus pertama yang dikonfirmasi CECC Taiwan di antara 500.577 dosis vaksin AstraZeneca yang telah diberikan sejauh ini sejak program vaksinasi di Taiwan dimulai pada bulan Maret 2021 lalu.
Korban dalam kasus ini adalah seorang pria berusia 30-an tahun yang mulai menderita demam dan ketidaknyamanan lainnya setelah menerima vaksin pertamanya pada tanggal 12 Mei 2021 lalu.
Setelah 3 hari gejala gangguan kesehatannya mereda, ungkap anggota panel penasihat spesialis CECC Taiwan, Lee Ping-ing.
Pria itu dirawat di rumah sakit seminggu kemudian, tepatnya pada tanggal 19 Mei 2021 setelah mengalami demam dan nyeri terus-menerus di kepala dan perutnya.
Meskipun gumpalan darah tidak terdeteksi di kepala atau perut pria itu melalui perangkat medis, ia kemudian didiagnosis dengan sindrom trombositopenia (TTS), sejenis gangguan pembekuan yang diinduksi vaksin yang diyakini lebih sering terjadi pada orang dewasa.
Pasien ditemukan memiliki tingkat trombosit yang rendah dan tingkat D-dimer yang sangat tinggi, sejenis fragmen protein, yang menandakan bahwa tubuhnya sedang membentuk dan memecah gumpalan darah.
Pembekuan darah dapat mengancam jiwa jika tidak ditangani tepat waktu. Adapun gejala yang timbul seperti sesak napas, nyeri dada, sakit kepala atau sakit perut yang terus-menerus, yang juga ditandai dengan penglihatan kabur, serta nyeri kram, bengkak dan kemerahan di kaki atau lengan.
Pria itu dirawat lebih awal, dan dia sekarang dalam kondisi stabil, kata Lee, yang meminta mereka yang telah divaksinasi dengan vaksin AstraZeneca untuk memantau kesehatan mereka secara ketat selama 28 hari.
CECC Taiwan memperkirakan bahwa di Taiwan, risiko mengembangkan pembekuan darah yang diinduksi vaksin adalah 2,1 per jutaan dosis vaksin, meskipun negara-negara barat telah melaporkan risiko yang lebih tinggi.
Di Inggris, risiko terjadinya pembekuan darah setelah suntikan pertama adalah sekitar 12,3 per juta dosis vaksin pada tanggal 1 Mei 2021.
Sedangkan di Uni Eropa, jumlah risiko pembekuan darah akibat vaksinasi mencapai 6,5 per juta dosis pada tanggal 4 April 2021, menurut data CECC Taiwan.
Pada tanggal 19 Mei 2021, 39,9 juta dosis vaksin AstraZeneca telah diberikan di Inggris, termasuk 24,2 juta dosis pertama dan 10,7 juta dosis kedua, menurut data pemerintah Inggris.
Sumber : 三立iNEWS, 台視新聞 TTV NEWS, CNANews
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan