Komite partai penguasa di Jepang mendesak pemerintah untuk membagikan pasokan vaksin COVID-19 ke negara lain, termasuk Taiwan yang saat ini sedang membutuhkan.
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Katsunobu Kato dalam konferensi pers Jumat (27/5/2021) mengatakan, pihaknya akan mempertimbangkan permintaan tersebut atas dasar komitmen Jepang untuk membantu negara yang membutuhkan.
“Kami akan segera mempertimbangkan dan melihat ke arah kebijakan yang konkret berkaitan dengan bagaimana kami menyediakan vaksin berlebih di dalam negeri untuk negara dan wilayah lain,” ungkap Kato, seperti dilansir Reuters.
Taiwan saat ini tengah berjuang melawan lonjakan kasus infeksi virus corona dalam negeri dan baru berhasil melakukan vaksinasi sekitar 1% populasinya.
Di sisi lain, Jepang telah mengamankan lebih dari 400 juta dosis vaksin, jumlah itu dua kali lipat dari yang mereka butuhkan untuk seluruh populasi dewasa negeri samurai.
Kato menambahkan, Jepang berkomitmen untuk memastikan akses yang adil ke vaksin yang aman dan efektif di setiap negara dan wilayah untuk mencapai cakupan kesehatan universal.
Masahisa Sato, ketua komite partai berkuasa Jepang untuk hubungan Taiwan, mengatakan, pemerintah harus memberikan Taiwan vaksin sesegera mungkin untuk membalas kebaikan Taipe yang sempat mengirimkan dua juta masker ke Jepang di masa sulit.
Kementerian Luar Negeri Taiwan saat ini sedang bekerja keras untuk mendapatkan vaksin tambahan, baik melalui produsen atau melalui program COVAX.
Jepang segera menerima 120 juta dosis vaksin tambahan
Minggu lalu, Pemerintah Jepang telah menandatangani kontrak untuk membeli 120 juta dosis vaksin AstraZeneca. Sayangnya, belum ada rencana penggunaan vaksin terebut di tengah isu pembekuan darah.
Mitra AstraZeneca di Jepang, Daiichi Sankyo, mulai mengemas vaksin pada Maret lalu dan persediaan saat ini diperkirakan sekitar 30 juta dosis yang akan kedaluwarsa pada September jika tidak digunakan.
Jumlah tersebut akan meningkat karena AstraZeneca menambahkan Nipro Corp minggu ini sebagai mitra lokalnya yang ketiga untuk melakukan pengisian dan pengemasan vaksin.
Program vaksinasi nasional Jepang baru dimulai pada pertengahan Februari, lebih lambat dari banyak negara maju lain. Sejauh ini, hanya vaksin dari Pfizer-BioNTech yang telah digunakan.
Vaksin Moderna akan segera digunakan pekan ini bersamaan dengan dibukanya pusat vaksinasi massal di banyak titik.
Pasokan vaksin AstraZeneca yang berlebih rencananya akan disimpan untuk orang-orang dengan alergi terhadap vaksin jenis mRNA dari Pfizer atau Moderna, dan sisanya akan disumbangkan.
Dilansir dari media 民視英語新聞 Formosa TV English News pada hari Senin (31/5/2021) menyebutkan bahwa pemerintah China menentang keras upaya pembagian vaksin COVID-19 dari pemerintah Jepang ke Taiwan.
Sumber : 民視英語新聞 Formosa TV English News, Reuters
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan