Pemerintah Taiwan dalam konferensi pers yang digelar pada hari Senin (24/5/2021) membatalkan keputusan dari sebuah pulau dekat dengan China, Kinmen, yang mewajibkan tes COVID-19 untuk semua kedatangan ke pulau tersebut.
Pusat Komando Epidemi Sentral (CECC) Taiwan menegur otoritas Kinmen karena tidak mengikuti undang-undang bahkan ketika pihak berwenang menangani peningkatan kasus infeksi domestik COVID-19 di negeri Formosa.
Saat ini otoritas Taiwan sedang menghadapi lonjakan kasus COVID-19 lokal setelah berbulan-bulan berhasil mengendalikan pandemi corona dengan baik, dengan aturan pembatasan diberlakukan di seluruh pulau itu untuk membatasi pertemuan.
Bahkan sekolah-sekolah di Taiwan telah ditutup dan orang-orang disuruh bekerja dari rumah untuk menghindari merebaknya infeksi COVID-19 di kalangan komunitas.
Sementara itu pemerintah Taiwan juga sedang meningkatkan jumlah pengujian COVID-19, pemerintah telah dikritik oleh partai-partai oposisi karena penundaan, terutama selama akhir pekan ketika kepala departemen kesehatan mengumumkan suatu “kalibrasi regresi” jumlah kasus yang meningkatkan total infeksi virus corona Taiwan.
Pada Minggu (23/5/2021), pemerintah daerah Kinmen, yakni pulau yang terletak di seberang kota Xiamen, China dan berada di bawah kekuasaan Taiwan sejak akhir perang saudara China pada tahun 1949 silam mengatakan semua pendatang di Kinmen harus menunjukkan hasil tes COVID-19 negatif, atau diuji COVID-19 pada saat kedatangan.
Namun pada Senin (24/5/2021) pagi, Pusat Komando Epidemi Sentral Taiwan yakni sebuah badan lintas departemen yang memimpin tanggapan epidemi COVID-19 di Taiwan, mencabut perintah itu dengan mengatakan pembatasan masuk dan keluar atau aturan wajib tes COVID-19 harus diputuskan oleh pemerintah Taiwan.
“Jika pemerintah kabupaten Kinmen masih memiliki kebutuhan khusus untuk pencegahan epidemi lokal, mereka harus menyelesaikan prosedur hukum sesuai dengan undang-undang, dan secara resmi menyerahkan rencana dan meminta instruksi pusat komando untuk memberlakukan aturan,” kata pihak CECC Taiwan.
Kinmen adalah kubu partai oposisi utama Taiwan, Kuomintang (KMT), yang memerintah China hingga tahun 1949 ketika pemerintahnya melarikan diri ke Taiwan setelah kalah perang saudara dengan komunis.
Anggota parlemen Kinmen, Jessica Chen dari KMT, mengatakan pulau itu hanya memiliki kapasitas medis terbatas dan membutuhkan tindakan khusus untuk perlindungan.
“Seharusnya pemerintah Taiwan sangat mendukung ini,” ujar Chen. Otoritas Taiwan telah meminta warga menahan diri untuk tidak melakukan perjalanan, tetapi tidak menerapkan perintah untuk menghentikan pergerakan orang, kecuali mereka yang diuji positif terinfeksi virus corona.
Sumber : 三立新聞網SETN, ETtoday新聞雲, Reuters, CNANews
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan