Cuaca panas terjadi di sejumlah daerah di Indonesia beberapa waktu terakhir. Kejadian ini pun dikaitkan dengan fenomena gelombang panas oleh sebagian masyarakat.
Isu fenomena gelombang panas melanda Indonesia jadi perbincangan publik. Terkait isu tersebut, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan tanggapan mengenai hal ini.
Media sosial dan aplikasi perpesanan WhatsApp akhir-akhir ini diramaikan dengan pesan berantai soal fenomena gelombang panas yang melanda Indonesia.
Tak hanya Indonesia, pesan tersebut juga menyebut negara Malaysia dan sejumlah negara lainnya akan alami gelombang panas.
“Buat saudara ku yang baik
Siapkan diri menghadapi
Gelombang Panas
AWAS..!!!!! GELOMBANG PANAS KINI MELANDA NEGARA KITA … ,” bunyi potongan pesan tersebut.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan mengenai ramainya kabar tersebut.
Dikutip dari Tribunnews.com, Kepala Sub Bidang Siklon Tropis BMKG, Miming Saepudin memberikan penjelasannya mengenai gelombang panas.
Berdasarkan penjelasan World Meteorological Organization (WMO) disebutkan bahwa gelombang panas itu dikenal dengan “Heatwave”.
“Heatwave” merupakan fenomena kondisi udara panas yang berkepanjangan selama 5 hari atau lebih secara berturut-turut di mana suhu maksimum harian lebih tinggi dari suhu maksimum rata-rata hingga 5°C (9°F) atau lebih.
“Fenomena gelombang panas ini biasanya terjadi di wilayah lintang menengah-tinggi seperti wilayah Eropa dan Amerika,” ungkap Miming kepada Tribunnews.com melalui keterangan tertulis, Selasa (18/5/2021).
Secara dinamika atmosfer, hal tersebut dapat terjadi karena adanya udara panas yang terperangkap di suatu wilayah disebabkan adanya anomali dinamika atmosfer yang mengakibatkan aliran udara tidak bergerak dalam skala yang luas.
Seperti misalnya ada sistem tekanan tinggi dalam skala yang luas dan terjadi cukup lama. BMKG menjelaskan secara geografis wilayah Indonesia berada di sekitar wilayah ekuatorial.
Sehingga memiliki karakteristik dinamika atmosfer yang berbeda dengan wilayah lintang menengah-tinggi. Selain itu, wilayah Indonesia juga memiliki variabilitas perubahan cuaca yang cepat.
“Dengan perbedaan karakteristik dinamika atmosfer tersebut, maka dapat dikatakan bahwa di wilayah Indonesia tidak terjadi fenomena yang dikenal dengan gelombang panas atau Heatwave,” ungkapnya.
Berdasarkan hasil pengamatan BMKG, suhu maksimum tanggal 16 Mei 2021 kemarin tercatat berkisar antara 33.0-35.2 derajat C dengan suhu maksimun 35.2 derajat C terjadi di Surabaya.
“Kondisi suhu maksimum dengan kisaran tersebut masih berada kondisi normal, dimana perubahan suhu maksimum harian masih dapat terjadi dalam skala waktu harian bergantung pada kondisi cuaca atau tingkat perawanan di suatu wilayah,” jelasnya.
BMKG mengungkapkan, saat ini sebagian besar wilayah Indonesia akan memasuki awal musim kemarau di mana tingkat perawanan akan cukup rendah pada siang hari.
Sehingga warga masyarakat diimbau dan diharapkan tetap mengantisipasi kondisi cuaca yang cukup panas.
Sumber : Tribunnews.com
Berita Terkait
11 Orang Pendaki Meninggal Dunia Akibat Erupsi Gunung Marapi
Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi di UNESCO
Pria Tewas Ditikam Setelah Berkelahi dengan Teman Sekamarnya karena Tidak Mengucapkan ‘Terima Kasih’