Ada banyak yang hal dialami mahasiswa Magister Asia University Taiwan, Adjar Yusrandi Akbar selama menjalankan puasa di negeri tersebut.
Alumnus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini bisa merasakan bagaimana seorang minoritas menjalani ibadah tersebut.
Adjar menceritakan, tahun ini shalat tarawih sudah boleh dilaksanakan di Taiwan meskipun pandemi masih berlangsung.
Selain itu, ia patut bersyukur karena tak perlu lagi melakukan perjalanan sejauh sepuluh kilometer untuk menjumpai masjid.
Pasalnya, komunitas mahasiswa muslim di Asia University berhasil melobi kebijakan kampus untuk menyediakan tempat ibadah khusus bagi umat Muslim.
“Sayangnya, aku masih belum boleh ikut karena masih berada di masa isolasi,” kata alumnus Program Studi (Prodi) Pendidikan Biologi, UMM tersebut.
Walaupun ia dan kawan-kawannya telah mendapatkan kemudahan dalam mengakses tempat beribadah, Adjar yang tergabung di perkumpulan mahasiswa Asia University Muslim mengaku tetap mengalami kendala.
Salah satunya mengenai sulitnya mencari makanan halal. Sebab, tempat tinggal berada di distrik pinggiran sehingga sulit mencari makanan tersebut.
Menurut Adjar, puasa pertamanya di Taiwan saat ini tidak begitu berat. Pertama, puasa kali ini berlangsung pada musim semi sehingga berlangsung selama 13 jam.
Kemudian pemerintah Taiwan juga sudah memperbolehkan kegiatan berkumpul tapi tetap harus menggunakan masker dan mematuhi protokol kesehatan yang berlaku.
Adjar mengaku tidak bisa menghindari homesick karena harus jauh dari keluarganya.
Namun, keberadaan komunitas mahasiswa muslim di Asia University setidaknya dapat menjadi pelipur untuk tetap menjalani aktivitas perkuliahan.
“Jadi tidak merasa terlalu kesepian,” katanya dalam pesan resmi yang diterima Republika, Kamis (6/5/2021).
Sumber : Republika
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan