Pemerintah Kabupaten Blitar menyiapkan hotel untuk Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan pulang dari negara tempat bekerja.
Hotel tersebut disiapkan sebagai lokasi karantina untuk memastikan mereka bebas dari infeksi Covid-19.
Jika mereka dinyatakan sehat dan tidak terjangkit Covid-19, maka diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing.
Sebaliknya, jika positif terpapar maka mereka harus tetap berada di hotel untuk menjalani isolasi.
“Hari ini masih dikomunikasikan,” ujar Pjs Sekda Kabupaten Blitar Mujianto pada hari Selasa (27/4/2021).
Mujianto mengatakan, selama 9-24 April, jumlah TKI yang tiba di Kabupaten Blitar sebanyak 197 orang. Sebagian besar datang dari negara Malaysia dan Hongkong.
Jumlah buruh migran yang dilaporkan akan pulang ke tanah air sebelum hari raya diperkirakan akan terus bertambah.
Hal itu mengingat, jumlah warga Kabupaten Blitar yang menjadi buruh migran pada tahun 2021 sebanyak 522 orang.
Mayoritas bekerja di Negara Hongkong. Paling banyak jenis kelamin perempuan dan bekerja di sektor informal.
Mujianto mengatakan, hotel yang akan di sewa berada di wilayah Blitar barat dan Blitar timur.
Petugas BPBD dan DPKAD telah ditugasi untuk mencari. Sejumlah hotel dianggap masuk kriteria.
“Tapi ini masih diinventarisasi. Kami belum tahu apakah pemilik hotelnya boleh atau tidak,” ujarnya.
Saat ini Pemkab masih akan memaksimalkan tempat karantina yang ada, di antaranya gedung LEC Garum. Kemudian karantina di tingkat kecamatan dan desa.
Menurut Mujianto, bagi buruh migran yang sudah terlanjur pulang ke rumah masing masing, satgas desa diminta untuk mendata dan melaporkan. Dokumen yang bersangkutan, yakni khususnya terkait dengan protokol kesehatan akan dicek.
“Petugas kesehatan puskesmas akan memeriksa kesehatannya, kalau perlu dikarantina ya dikarantina,” kata Mujianto.
Pemkab Blitar akan menyiapkan hotel sebagai tempat karantina hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Mujianto mengatakan, selepas lebaran sangat mungkin masih dilakukan. Sebab sampai kapan kedatangan buruh migran ke Kabupaten Blitar belum bisa dipastikan.
Mujianto berharap warga bisa mematuhi larangan mudik lebaran. “Kami terus mensosialisasikan larangan mudik tersebut,” ujarnya.
Sumber : iNews ID
Berita Terkait
11 Orang Pendaki Meninggal Dunia Akibat Erupsi Gunung Marapi
Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi di UNESCO
Pria Tewas Ditikam Setelah Berkelahi dengan Teman Sekamarnya karena Tidak Mengucapkan ‘Terima Kasih’