Direktur Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) China memberikan klarifikasi setelah dia menyebut vaksin buatan negaranya kurang efektif.
Gao Fu menolak pemberitaan dari sejumlah media asing bahwa dia “mengakui” vaksin Covid-19 negaranya tidak terlalu melindungi dari virus.
Dalam wawancara eksklusif dengan Global Times, Gao menerangkan saat itu para ilmuwan di dunia mendiskusikan efikasi vaksin.
Dia menawarkan untuk meningkatkan efektif, penyesuaian prosedur vaksinasi dan inokulasi menggunakan vaksin berbeda bisa jadi pilihan.
“Rerata perlindungan vaksin di seluruh dunia kadang tinggi, kadang rendah. Cara meningkatkan kemanjuran jadi pertanyaan semua ilmuwan,” papar Gao.
Si pejabat kesehatan China mengemukakan, dia mengusulkan penyesuaian seperti dosis vaksin, interval, dan inokulasi berurutan dengan produsen berbeda.
Dia menyatakan, ini kali pertama manusia menderita Covid-19. Oleh karena itu, banyak problem saintifik yang perlu dikaji selama vaksinasi.
Gao Fu menjelaskan, prosedur selama ini mereka dasarkan pada ekstrapolasi inokulasi vaksin dari virus lain.
“Namun, di masa depan, jika kita harus berbenah, maka kita perlu menyesuaikan berdasarkan karakteristik virus dan situasi vaksinasi,” paparnya.
Terkait dengan pernyataannya yang dikutip media Barat vaksin buatan China kurang efektif, dia memberi klarifikasi. “Itu sepenuhnya salah pemahaman,” ujar Gao.
Dikutip BBC, ucapannya langsung memantik kritik dari dalam negeri. Di Weibo yang merupakan media sosial “Negeri Panda”, banyak warganet meminta Gao untuk berhenti bicara.
Sebelumnya, dalam konferensi di Chengdu, Sabtu (10/4/2021), Gao menyatakan, efektivitas vaksin Covid-19 buatan mereka cukup rendah.
Oleh karena itu, dia menerangkan, Beijing sempat mempertimbangkan untuk mencampur dengan sejumlah vaksin lain.
Tao Lina, pakar vaksin yang ikut dalam agenda tersebut, mengemukakan, Gao saat itu tengah melakukan komparasi.
Dia membandingkan vaksin tidak aktif, berasal dari virus mati untuk mengaktifkan imun, dan mRNA yang dibuat dari proses genetika.
Dikutip SCMP, Tao mengatakan, level antibodi yang dikembangkan vaksin mereka relatif lebih rendah dari mRNA.
“Ini kesimpulan natural bahwa vaksin tidak aktif dan dari adenovirus kurang efektif dibandingkan mRNA,” papar Tao.
Oleh karena itu, setiap resipien yang sudah menerima dua dosis vaksin mereka diimbau mendapat suntikan ketiga dari merek lain.
“Namun, vaksinasi harus dipercepat. Kita tidak bisa menunggu sampai mendapat vaksin yang sempurna,” jelasnya.
Sumber : BBC News, WION, SCMP, AP News
Berita Terkait
Wabah Pneumonia di China: Rumah Sakit Penuh
Topan Khanun Tiba, Warga Korea Utara Diminta Utamakan Jaga Foto Kim Jong Un
Taiwan Mempertimbangkan Untuk Mempekerjakan Lebih Banyak Pekerja Filipina Sampai Menawarkan Tempat Tinggal Permanen!