Tangis pilu pasca insiden kecelakaan kereta api ekspress Taiwan hingga saat ini masih terus mengalir.
Seorang ibu tak tahan menahan kesedihannya saat tim forensik melakukan penyidikan dan membuktikan bahwa hasil DNA salah satu penumpang tewas dalam peristiwa naas tersebut adalah anaknya.
Seorang blogger muda pada hari Senin (5/4/2021) dipastikan termasuk di antara korban tewas dalam insiden kecelakaan kereta api yang cukup fatal yang terjadi pada awal liburan Festival Penyapuan Makam di Taiwan.
Pada pukul 09:28 pada hari Jumat (2/4/2021), Kereta Api Taiwan Administrasi (TRA) No. 408 Taroko yang beroperasi dari Shulin, New Taipei, ke Taitung tiba-tiba tergelincir saat melewati terowongan Daqingshui, Hualien hingga menewaskan 50 orang dan melukai 200 orang penumpang lainnya.
Pada hari Senin, analisis DNA mengungkapkan penumpang ke-49 yang dikonfirmasi tewas adalah blogger bermarga Wu yang dikenal dengan nama HandKevinSome (Kevin 韓德凱 文森).
Pada tanggal 16 Maret, Wu sempat memberi tahu penggemarnya bahwa dia akan melakukan perjalanan ke wilayah bagian timur Taiwan. Dalam postingan berbahasa Inggirs, dia menuliskan: “Akhir dan permulaan. Terima kasih untuk segalanya, sekarang saya bisa mendapat kesempatan baru untuk hidup saya. Semuanya berada dalam pengaturan terbaik.”
Dalam postingan media sosial terakhirnya, yang diunggah di Instagram pada tanggal 1 April, dia menyertakan foto dimana dia memandang dengan sedih ke laut dan menulis bahwa dia akan “memulai perjalanan langka” dan akan melakukan petualangan di Taitung selama 12 hari.
Pada tanggal 2 April, dia memberi tahu teman-temannya bahwa dia akan menggunakan kereta api Taroko No. 408 ke wilayah timur Taiwan untuk memulai petualangannya tersebut.
Wu dikabarkan naik kereta api ekspress Taroko pada jam 7:26 pagi dari Stasiun Banqiao. Pada jam 8 pagi, kereta telah mencapai stasiun Songshan dan dia mengirim pesan yang mengatakan bahwa dia harus membayar tambahan 50 persen atau setengah dari harga tiket normal untuk bisa naik ke kereta tersebut. Namun karena semua kursi kereta penuh, ia terpaksa duduk di lantai.
Setelah postingannya tersebut, tidak ada lagi kabar berita dari Wu. Ketika berita mengenai kecelakaan tragis itu disiarkan media, keluarga dan teman-teman Wu seketika panik.
Mereka segera menelepon hotel-hotel di Hualien untuk mengetahui apakah Wu telah check-in di sejumlah penginapan lokal.
Kakak dan adik Wu bergegas menuju lokasi kejadian dari Kaohsiung, wilayah bagian selatan Taiwan untuk memeriksa koper yang ditemukan di tempat kejadian untuk melihat apakah itu milik saudara laki-laki mereka. Akan tetapi mereka tidak tahu warna atau model koper yang dibawa oleh Wu.
Selain itu nama adiknya tidak masuk dalam daftar korban luka atau meninggal yang dirilis oleh otoritas berwenang.
Karena itu, keluarganya tak punya pilihan selain menunggu hasil tes DNA pada jenazah penumpang tak dikenal. Pada hari Senin, DNA-nya ditemukan di salah satu jenazah ternyata cocok dengan DNA almarhum, laporan media UDNNews.
Bagaikan disambar petir, keluarga Wu hanya mampu menelan pil pahit getirnya kepedihan ditinggal Wu dalam kejadian tak terduga tersebut.
Ibu Wu yang menerima ungkapan belasungkawa yang disampaikan oleh Biro Urusan Sosial Pemerintah Kota Kaohsiung mengkritik kinerja TRA Taiwan.
Dia mengatakan bahwa pihak TRA Taiwan juga menjadi penyebab anaknya meninggal dunia. Sang ibu murka dan menanyakan, “Mengapa Anda (pihak TRA Taiwan) menjual begitu banyak tiket tanpa kursi?” laporan media NewTalk.
Sumber : 東森新聞 CH51, 三立LIVE新聞, UDNNews, NewTalk
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan