Pria di Virginia berusia 74 tahun mengalami ruam merah setelah mendapatkan satu suntikan dosis vaksin Covid-19 dari Johnson & Johnson.
Melansir Daily Mail pada Rabu (31/3/2021), efek samping langka yang membuatnya tidak nyaman itu muncul pertama di bawah lengan Richard Terrell membentuk bercak merah, setelah 4 hari vaksinasi Covid-19.
Dengan cepat bercak merah itu menjadi gatal, bengkak, dan menutupi sebagian besar tubuhnya. “Itu semua terjadi begitu cepat. Kulit saya terkelupas,” kata Terrell kepada WRIC.
Pada 19 Maret, dia memperiksakannya ke ahli dermatologi dan dokter membawanya ke ruang gawat darurat.
Dokter di UGD tersebut memvonis kondisi kulit Terrell memang merupakan efek samping langka yang mengerikan dari vaksin Covid-19, yang disebabkan oleh aktivasi sistem kekebalan yang gila-gilaan.
Reaksi Terrell dilaporkan ke Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC). Ia dirawat selama 5 hari di rumah sakit, setelah itu pulih dan bisa pulang.
Terlepas dari efek samping langka mengerikan yang pernah ia alami, ia tidak menyesali melakukan vaksinasi Covid-19 dan mendorong semua orang untuk mendapatkan vaksinasi mereka.
Efek samping yang dialami Terrell tidak berbeda dengan ruam “lengan Covid-19” yang terlihat pada beberapa penerima vaksin Moderna.
Namun, bercak merah biasanya merupakan respons yang tidak berbahaya dari sistem kekebalan terhadap suntikan yang menghilang dalam sepekan.
Istilah resmi yang digunakan oleh ahli kulit dan ahli alergi untuk menggambarkan efek samping langka tersebut adalah “hipersensitivitas kulit tertunda”.
Hipersensitivitas berarti reaksi yang tidak diinginkan yang dihasilkan oleh sistem kekebalan dan itu tertunda karena biasanya terjadi beberapa hari setelah suntikan diberikan.
Ruam biasanya berwarna merah dan bengkak, yang terkadang terasa perih saat disentuh serta selalu muncul di lengan tempat vaksin diberikan.
Reaksi serupa juga ditemukan pada orang yang pernah menerima vaksin tetanus, vaksin cacar air, dan vaksin MMR (campak, gondok, rubella). Namun, reaksi Terrell lebih dari ringan, melewati iritasi.
Kaki dan tangannya membengkak dengan luar biasa dan berubah menjadi ungu tua yang menyakitkan. “Itu perih, terbakar dan gatal,” kata Terrell kepada WRIC.
“Setiap kali saya menekuk lengan atau kaki saya, seperti bagian dalam lutut saya, itu sangat menyakitkan dimana kulit bengkak dan bergesekan dengan dirinya sendiri.”
Bahkan punggung Terrell mengeluarkan bercak merah. Dia bertahan selama beberapa hari sebelum membuat janji dengan dokter kulit, yang mengirimnya ke ruang gawat darurat, di mana dia segera diterima di Virginia Commonwealth University (VCU).
“Kita tidak melihat indikasi virus, kita tidak melihat indikasi Covid-19, kita memastikan ginjal dan hatinya baik-baik saja, dan akhirnya kita menyimpulkan kondisi itu karena ia menerima vaksin,” ujar Dr Fnu Nutan yang merawat Terrell.
Dokter memperkirakan bahwa Terrell memiliki beberapa sifat genetik langka yang berespons bahan-bahan dalam vaksin Covid-19, yang memicu reaksi tidak terkendalli dan menyakitkan setelah disuntik.
Dr Nutan mengatakan efek samping langka terhadap vaksin Covid-19 memang terjadi pada sebagian orang, yang mana “itu benar-benar rendah”.
Sumber : Fox News Today, WRIC, Daily Mail, NBC Bay Area
Berita Terkait
Wabah Pneumonia di China: Rumah Sakit Penuh
Topan Khanun Tiba, Warga Korea Utara Diminta Utamakan Jaga Foto Kim Jong Un
Taiwan Mempertimbangkan Untuk Mempekerjakan Lebih Banyak Pekerja Filipina Sampai Menawarkan Tempat Tinggal Permanen!