Terduga teroris NM (44 tahun) warga Desa Tanggur, Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung yang ditangkap Densus 88 Mabes Polri, pernah menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di beberapa negara.
NM juga terbilang sukses setelah beberapa tahun mengadu nasib ke beberapa negara tetangga.
Berdasarkan pengakuan kakak ipar NM, Faisal, NM pernah bekerja di Korea selama 8 tahun. Setelah itu pindah ke Taiwan dan Singapura.
Namun, selama itu Faisal menyebut tidak ada indikasi apa pun bahwa adik iparnya tersebut terlibat jaringan teroris.
Cerita itu disampaikan Faisal kepada wartawan sesaat setelah NM ditangkap Densus 88 Mabes Polri, Selasa (30/3/2021) sore.
Sore itu juga Faisal datang ke rumah NM di Desa Tanggur. Dia ditemani kedua orang tuanya, yakni Abu Umar (73 tahun) dan Mudrikah, istrinya, serta satu orang tokoh masyarakat Desa Tenggur.
Mereka masih kaget dengan peristiwa penangkapan NM dengan dugaan terlibat jaringan teroris. Diceritakan Faisal, NM menikahi adiknya, yakni MB (36 tahun), pada tahun 2005 silam.
NM berasal dari Desa Kemloko, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar. Pria dengan penampilan berjenggot, tapi tidak terlalu tebal tersebut, merupakan jebolan STM.
Setahun menikahi MB yang lulusan SMA dan dikarunia anak laki laki (2006), NM mengadu nasib ke Negara Korea. “Tahun 2006 ke Korea,” kata Faisal.
Densus 88 Tangkap 8 Terduga Teroris di Jawa Tengah Menurut Abu Umar (73 tahun) mertua NM dan juga ayah Faisal, menantunya tergolong sukses. Sepulang dari Korea, NM bisa membeli aset berupa tanah serta satu unit truk.
“Cukup sukses,” ujar Abu Umar menjelaskan. Aset tanah yang dibeli NM berlokasi di Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar. Sementara truknya ia sewakan ke perusahaan tambang kaolin di wilayah Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar.
Karena pandemi Covid-19 yang mengakibatkan perusahaan kaolin berhenti operasi, NM menjual truknya. “Truknya sudah dijual karena pandemi,” kata Abu Umar yang juga mantan kepala desa Tenggur tahun 1986-1994.
Sepulang dari Korea dan memutuskan bertempat tinggal di Desa Tenggur dengan bertani, NM lebih banyak berada di rumah.
Satu-satunya yang sering dilakukan saat keluar rumah yakni menjenguk orang tuanya di Nglegok, Kabupaten Blitar. NM merupakan anak tunggal.
Ayahnya sudah meninggal, dan saat ini tinggal ibunya yang kondisinya juga sakit-sakitan. Selama ini pihak keluarga juga tidak melihat hal-hal ganjil pada diri NM.
“Sering keluar untuk menjenguk orang tuanya di Nglegok,” kata Abu Umar. Selama menjadi menantu, kata Abu Umar, NM tidak pernah kedatangan tamu yang aneh-aneh.
Sumber : TribunJatim Official, iNews, SURYAtv – Indonesian Latest News Videos
Berita Terkait
11 Orang Pendaki Meninggal Dunia Akibat Erupsi Gunung Marapi
Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi di UNESCO
Pria Tewas Ditikam Setelah Berkelahi dengan Teman Sekamarnya karena Tidak Mengucapkan ‘Terima Kasih’