Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah ingin pemerintah Jepang membuka lagi akses kerja dan magang bagi tenaga kerja Indonesia (TKI) atau pekerja migran Indonesia (PMI) di negeri Sakura pada tahun ini, meski di tengah pandemi virus corona. Bahkan, kalau bisa kuota penempatan kerja dan magang juga ditingkatkan.
Hal ini disampaikan Ida saat berdiskusi dengan Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kanasugi Kenji secara virtual pada Rabu (24/3).
Apalagi, saat ini, Indonesia dan Jepang sudah punya dua program penempatan kerja dan magang bagi TKI, yaitu Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) dan Specified Skilled Worker (SSW).
“Kami berharap kerja sama penempatan PMI ke Jepang dalam program IJEPA dapat ditingkatkan, baik dalam penambahan kuota penempatan PMI sebagai nurse dan careworker, maupun dalam perluasan sektor penempatan PMI di bawah program IJEPA,” ujar Ida dalam keterangan resmi.
Ida memastikan pemerintah Indonesia siap menyusun Standard Operating Procedure (SOP) untuk proses penempatan kerja dan magang TKI di Jepang di masa pandemi.
Misalnya, terkait kewajiban tes PCR sebelum berpergian, monitoring, hingga evaluasi penempatan selama pandemi.
Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kanasugi Kenji turut menyambut baik keinginan Ida. Apalagi, menurutnya, reputasi TKI sangat baik di Jepang, sehingga keinginan ini tentu bisa dipertimbangkan ke depan.
“Pembahasan ini akan kami bawa ke Tokyo sebagai laporan,” kata Kenji.
Berdasarkan data Kemnaker, tercatat ada 3.080 TKI yang bekerja sebagai perawat dan pekerja bidang kesehatan di Jepang melalui program IJEPA dalam 13 tahun terakhir. Sekitar 716 orang di antaranya menyandang sertifikat resmi dari Jepang.
Sementara di program SSW, setidaknya ada 1.514 TKI yang bekerja di Jepang per 31 Desember 2020.
Namun, jumlah ini masih di bawah target pemerintah, di mana harapannya jumlah TKI yang bekerja di Jepang melalui program ini mencapai 6.900 TKI atau 20 persen dari kuota 345 ribu pekerja untuk semua negara.
Untuk program magang, Ida mencatat ada sekitar 2.287 TKI yang siap berangkat bila mendapat izin dan visa.
Sumber : CNN Indonesia
Berita Terkait
11 Orang Pendaki Meninggal Dunia Akibat Erupsi Gunung Marapi
Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi di UNESCO
Pria Tewas Ditikam Setelah Berkelahi dengan Teman Sekamarnya karena Tidak Mengucapkan ‘Terima Kasih’