Selama pandemi COVID-19, Singapura telah menerapkan pembatasan ketat agar tak ada kunjungan dari luar negeri yang berpotensi menyumbang angka kasus virus corona. Namun, Parlemen Singapura berencana untuk mencabut larang masuk bagi para pelancong luar negeri terutama dari India dan Indonesia.
Menurut Menteri Senior Kesehatan Singapura Koh Poh Koon mempengaruhi sendi-sendi kehidupan dan mata pencaharian banyak orang di Singapura. “Jika kita menutup perbatasan kita terhadap mereka, banyak orang Singapura akan mendapatkan kesulitan, banyak keluarga akan mencari pengasuhan alternatif untuk orang yang mereka cintai. Beberapa pelancong adalah warga negara kami, penduduk tetap atau kerabat dekat mereka di sini,” katanya kepada parlemen dilansir dari The Strait Times, Jumat (19/2/2021).
Mereka termasuk pekerja konstruksi yang membangun rumah dan infrastruktur penting. Selain itu, para pekerja rumah tangga yang mendukung kebutuhan pengasuhan. “Banyak para pekerja yang berasal dari Indonesia dan India,” imbuhnya.
Daripada menutup perbatasan sepenuhnya, Singapura perlu mengadopsi pendekatan manajemen risiko mengenai arus masuk para pelancong. Hal itu ia sampaikan saat menanggapi anggota Parlemen Non-Konstituensi Progress Singapore Party, Leong Mun Wai yang mempertanyakan keputusan pemerintah untuk membuka perbatasan untuk pelancong dari India dan Indonesia.
Sementara itu, Koh merasa Singapura membutuhkan arus masuk pekerja migran yang berkelanjutan untuk mendukung sektor ekonomi utama. “Konektivitas internasional sangat penting bagi ekonomi dan kelangsungan hidup kita. Singapura tidak mampu menutup diri sepenuhnya dari dunia luar,” ujarnya.
Koh pun menganjurkan agar para pekerja migran dan pengunjung harus menjalani tindakan pencegahan yang ketat, termasuk tes sebelum keberangkatan. Mereka juga harus melakukan tes lagi setelah tiba di Singapura dan melakukan isolasi diri di fasilitas khusus. Setelah menjalankan isolasi, para pekerja juga perlu melakukan tes kembali apabila hasilnya negatif maka mereka diperbolehkan untuk meninggalkan fasilitas khusus.
Selain itu, izin kerja bagi pekerja migran yang baru tiba dan pekerja Singapore Employment Pass (S Pass) di sektor konstruksi, kelautan, dan proses (CMP) diharuskan isolasi tambahan selama 7 hari. Kemudian tes di fasilitas yang ditentukan setelah Stay Home Notice (SHN) 14 hari. Pekerja di sektor penerbangan, maritim, dan CMP juga perlu menjalani tes rutin setidaknya sekali, setiap 14 hari.
Sumber : CNA, The Strait Times
Berita Terkait
Wabah Pneumonia di China: Rumah Sakit Penuh
Topan Khanun Tiba, Warga Korea Utara Diminta Utamakan Jaga Foto Kim Jong Un
Taiwan Mempertimbangkan Untuk Mempekerjakan Lebih Banyak Pekerja Filipina Sampai Menawarkan Tempat Tinggal Permanen!