Sebanyak 140 orang hilang dan sembilan orang ditemukan meninggal di negara bagian Uttarakhand, India, akibat banjir bandang usai gletser di pegunungan Himalaya longsor.
Dilansir Associated Press, Senin (8/2/2021), gletser Nanda Devi longsor pada Minggu (7/2/2021) pagi waktu setempat.
Akibatnya, air yang tertahan di belakang gletser langsung menerjang wilayah lembah hingga memicu banjir bandang. Akibatnya, sejumlah penduduk yang bermukim di sisi sungai Alaknanda dan Dhauliganga dievakuasi.
Material longsor yang berubah menjadi lumpur berwarna abu-abu pekat itu juga menghantam proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Alaknanda. Hal yang sama juga menimpa proyek PLTA di Dhauliganga.
Menurut keterangan Kepolisian Perbatasan India Tibet, Vivek Pandey, sebanyak 42 orang pekerja terjebak di dua proyek terowongan di Dhauliganga. Sebanyak 12 orang berhasil dievakuasi, sementara 30 lainnya masih terjebak.
Menurut Pandey, sebanyak 140 orang pekerja proyek PLTA di Alaknanda dan Dhauliganga dilaporkan hilang saat material longsor menerjang.
“Anggota penyelamat menggunakan tali dan sekop untuk menggali mulut terowongan guna mencari korban,” kata Menteri Besar Uttarakhand Trivendra Singh Rawat.
Sebanyak 2.000 aparat gabungan militer, tim penyelamat dan anggota kepolisian dikerahkan untuk mencari korban selamat dan tewas.
Rawat mengatakan mereka berhasil menyelamatkan sejumlah PLTA lain yang berada di aliran kedua sungai karena mempunyai cukup waktu untuk membuka bendungan dan mengalirkan aliran banjir bandang dari longsoran gletser itu.
Di kawasan Himalaya memang terdapat rangkaian PLTA yang didirikan di sepanjang aliran sungai setempat, untuk memasok kebutuhan listrik bagi warga sekitar.
Akibat gletser longsor yang memicu banjir bandang, Kepolisian Uttarakhand langsung menutup kawasan wisata di sepanjang Sungai Gangga.
Pada 2013 silam juga terjadi longsor dan banjir di Uttarakhand akibat hujan deras, yang memutus jalanan dan jalur komunikasi serta menerjang sejumlah rumah penduduk.
Pemicu longsor gletser itu belum diketahui. Namun, menurut analisis sementara peneliti Sekolah Bisnis India, Anjal Prakash, hal itu diduga akibat mencairnya es karena suhu udara yang semakin meningkat diduga sebagai dampak dari pemanasan global.
Sumber : Sky News, Arirang News, Associated Press
Berita Terkait
Wabah Pneumonia di China: Rumah Sakit Penuh
Topan Khanun Tiba, Warga Korea Utara Diminta Utamakan Jaga Foto Kim Jong Un
Taiwan Mempertimbangkan Untuk Mempekerjakan Lebih Banyak Pekerja Filipina Sampai Menawarkan Tempat Tinggal Permanen!