Petugas penyelamat China melakukan pengeboran ke dalam tanah untuk menyelamatkan 21 penambang yang masih terperangkap saat tambang emas meledak.
Para penambang telah terperangkap selama hampir dua minggu. Satu penambang dipastikan telah tewas dan masih belum ditemukan tanda-tanda kehidupan dari para pekerja tambang lainnya yang terperangkap.
Melansir dari AFP, Kamis (21/1/2021), 22 penambang terperangkap di tambang bawah tanah Hushan, dekat kota Qixia, provinsi Shandong, China Timur.
Mereka terjebak setelah ledakan tambang pada 10 Januari lalu, sehingga menutup pintu masuk dan memutus komunikasi.
Beruntung, salah seorang penambang masih dapat dikontak. Sayangnya, satu penambang terluka parah dalam ledakan awal dan dipastikan tewas pada Rabu malam (20/1/2021) waktu setempat.
Seorang penambang lainnya diyakini terperangkap sendiri, sekitar seratus meter lebih jauh ke bawah, tetapi kondisinya tidak diketahui karena dia belum bisa dijangkau oleh tim penyelamat di atas.
Kelompok kedua yang terdiri dari 11 penambang juga belum bisa dihubungi, meskipun upaya penyelamatan terus dilakukan.
“Mereka juga telah menurunkan alat detektor kehidupan dan larutan nutrisi ke bagian lain untuk menemukan penambang lain yang hilang. Namun tim penyelamat tetap tidak mendapat tanda-tanda kehidupan,” lapor kantor berita Xinhua.
Tim penyelamat melakukan kontak pada hari Minggu (17/1/2021) dengan kelompok pertama yang terdiri dari 11 penambang sekitar 580 meter (1.900 kaki) di bawah permukaan.
Tim penyelamat darurat telah mengebor dua saluran untuk mengirimkan makanan dan obat-obatan dan memasang saluran telepon sambil mencoba memperluas poros untuk memungkinkan para penambang diselamatkan.
Para pekerja mengatakan mereka terperangkap oleh “dua ledakan bawah tanah” di tambang tetapi rinciannya masih belum dikonfirmasi, kata laporan China Daily, Kamis (21/1/2021).,
Ada rencana untuk memperluas poros pengeboran agar cukup untuk menyelamatkan para penambang setelah pengeboran selesai, kata CCTV.
“Kemajuan penyelamatan lambat karena mereka sedang mengebor granit,” kata para pejabat setempat, sementara ekstraksi bisa menjadi lebih rumit dengan keadaan tambang yang tergenang air.
Tim penyelamat kehilangan banyak waktu karena kecelakaan itu perlu waktu lebih dari satu hari untuk dilaporkan.
Baik sekretaris Partai Komunis setempat dan walikota telah dipecat karena tak segera melaporkan setelah 30 jam ledakan. Secara resmi penyelidikan sedang dilakukan untuk menentukan penyebab ledakan.
Kecelakaan pertambangan sering terjadi di China, di mana industri ini memiliki catatan keselamatan yang buruk dan penegakan aturan seringkali lemah.
Sebelumnya, pada Desember 2020 lalu, 23 pekerja tewas setelah terjebak di tambang bawah tanah di kota barat daya Chongqing.
Sumber : CTGN, AFP, CCTV, Xinhua, China Daily, DW
Berita Terkait
Wabah Pneumonia di China: Rumah Sakit Penuh
Topan Khanun Tiba, Warga Korea Utara Diminta Utamakan Jaga Foto Kim Jong Un
Taiwan Mempertimbangkan Untuk Mempekerjakan Lebih Banyak Pekerja Filipina Sampai Menawarkan Tempat Tinggal Permanen!