Konsulat Jenderal RI (KJRI) Jeddah mengupayakan pemulangan sebanyak 335 warga negara Indonesia (WNI) karena pelanggaran keimigrasian atau overstayer di tengah pembatasan pergerakan orang akibat pandemi COVID-19. Pemulangan itu dilakukan dalam waktu sepekan.
Rombongan WNI itu tersebut dipulangkan dalam tiga kelompok penerbangan (kloter). Kloter terakhir berjumlah 50 orang diterbangkan Rabu, 6 Januari 2021 via Bandara Internasional King Abdulaziz Jeddah, Arab Saudi.
“Semula jumlahnya yang dipulangin hari ini 52 orang, tapi dua kena COVID. Akhirnya nggak jadi berangkat,” kata Konsul Jenderal (Konjen) RI Jeddah, Eko Hartono dalam keterangan yang diterima detikcom, Kamis (7/1/2021).
WNI yang didominasi oleh kaum perempuan tersebut sebelumnya sempat ditahan di Rumah Detensi Imigrasi Arab Saudi (Tarhil) di Shumaisi setelah terjaring razia oleh pihak keamanan setempat. Mereka ditahan di Tarhil hingga tiga pekan.
Konjen Eko Hartono menambahkan, pemulangan rombongan WNIO ini semula dijadwalkan pada 26 Desember 2020. Namun, rencana itu tertunda lantaran Pemerintah Saudi menutup semua akses masuk ke wilayahnya, karena khawatir penyebaran mutasi COVID-19.
KJRI Jeddah mengapresiasi komitmen Pemerintah Arab Saudi yang tetap memberikan pelayanan yang baik kepada para WNI yang ditahan di Tarhil hingga menjelang penerbangan mereka ke tanah air. WNI juga menjalani tes swab Corona.
“Luar biasa sekali pelayanan Saudi terhadap deportan Indonesia. Setiap individu, selain tiket gratis dan tes swab gratis diberikan, mereka juga memberikan pakaian dalam, handuk, sendal dan daster gratis,” ungkap Safaat Ghofur, Koordinator Pelayanan dan Pelindungan WNI (Yanlin) KJRI Jeddah.
Pemulangan rombongan WNI ini sempat mengalami kendala lantaran adanya keharusan bagi setiap penumpang menunjukkan hasil negatif tes PCR dan kewajiban mengisi kartu kewaspadaan kesehatan E-HAC (e-health alert card). Namun demikian WNI berhasil dipulangkan ke Tanah Air.
“Ampun, setelah selesai negosiasi masalah PCR, ternyata ada lagi kewajiban mengisi E-HAC secara elektronik. Sementara teman-teman WNIO sebagian besar gak punya HP,” keluh salah seorang Tim Yanlin yang mengawal proses pemulangan dari Tarhil hingga terminal deportee King Abdulaziz International airport.
“Para WNIO kita bisa tersenyum lega setelah sempat tertahan beberapa minggu di Tarhil,” imbuh petugas tadi.
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun oleh KJRI Jeddah, para WNI yang dipulangkan dalam tiga penerbangan tersebut masuk ke Arab Saudi dengan visa kerja, ziarah dan umrah.
Sumber : Detik
Berita Terkait
11 Orang Pendaki Meninggal Dunia Akibat Erupsi Gunung Marapi
Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi di UNESCO
Pria Tewas Ditikam Setelah Berkelahi dengan Teman Sekamarnya karena Tidak Mengucapkan ‘Terima Kasih’