Usai Pusat Komando Epidemi Sentral (CECC) Taiwan mengkonfirmasi 1 kasus varian baru dari wabah corona yang lebih menular di negeri Formosa, otoritas Taiwan segera mengambil kebijakan baru untuk mencegah penyebaran pandemi COVID-19 meluas di Taiwan.
Adapun langkah sigap yang diambil oleh otoritas Taiwan adalah pembatasan arus masuk bagi warga negara asing (WNA) ke Taiwan.
Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan (MOHW) Taiwan sekaligus ketua Pusat Komando Epidemi Sentral (CECC) Taiwan, Chen Shi-zhong mengatakan bahwa pemerintah Taiwan segera menyiapkan upaya-upaya siaga untuk membatasi penyebaran virus corona varian baru yang diketahui lebih mudah dan cepat menular.
Mulai Jumat (1/1/2021), Chen mengatakan bahwa Taiwan akan lebih memperketat perbatasan masuk ke negeri Formosa.
Selain itu CECC Taiwan juga telah mengambil keputusan untuk menangguhkan kedatangan semua orang asing tanpa izin tinggal di Taiwan.
Meskipun pengecualian akan dibuat untuk beberapa WNA dengan ketentuan sebagai berikut: pemegang visa tinggal resmi di Taiwan, visa diplomat, pengusaha dengan izin masuk khusus, pasangan dan anak-anak warga negara Taiwan, mereka yang disetujui berdasarkan pertimbangan kemanusiaan dan pengunjung lain yang memiliki izin masuk khusus yang ditetapkan oleh otoritas Taiwan.
Selain itu, Taiwan telah setuju untuk membeli hampir 20 juta dosis vaksin virus corona, termasuk 10 juta dari AstraZeneca.
Pihak CECC Taiwan dalam konferensi pers pada hari Rabu (30/12/2020) menyatakan, selain AstraZeneca, mereka telah setuju untuk membeli sebanyak 4,76 juta dosis dari program vaksin global COVAX dan masih dalam pembicaraan dengan perusahaan lain yang tidak disebutkan namanya.
Vaksin pertama tiba paling cepat pada Maret tahun 2021. Otoritas Taiwan berencana untuk mendapatkan total 30 juta dosis vaksin untuk mencakup sekitar 65% dari populasi negara itu.
Chen “sangat berharap” akan ada sistem “paspor vaksin” yang diberlakukan untuk memudahkan perjalanan internasional bagi mereka yang mendapat vaksinasi.
“Ini adalah sesuatu yang sedang kami pertimbangkan secara proaktif,” kata Chen kepada wartawan lokal Taiwan.
Mulai 15 Januari 2021, CECC Taiwan juga menetapkan aturan baru yakni sebelum melakukan penerbangan ke Taiwan, penumpang harus menunjukkan bukti bahwa fasilitas karantina yang disetujui, seperti pusat karantina atau hotel karantina resmi, telah diatur di Taiwan.
CECC Taiwan juga menegaskan bahwa fasilitas karantina ini hanya boleh memuat satu orang per kamar.
Selain itu, semua penumpang yang tiba di Taiwan juga harus memberikan hasil negatif dari tes polymerase chain reaction (PCR) untuk virus corona dalam rentang waktu tiga hari sebelum penerbangan ke Taiwan.
Selain itu, otoritas Taiwan juga akan menghentikan penerbangan transit melalui Taiwan yang berlaku mulai 1 Januari 2021.
Sumber : 中天電視, TVBS NEWS, Taiwannews
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan