Menurut laporan tahunan yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan (MOHW) Taiwan pada hari Jumat (20/11/2020), Kota New Taipei memiliki jumlah kasus pelecehan seksual tertinggi yang dilaporkan pada tahun lalu.
Menurut laporan tahunan tentang insiden kekerasan seksual, kota New Taipei memiliki jumlah kasus tertinggi pada tahun 2019, yang telah terjadi selama beberapa tahun.
Cheng Chi-chia, seorang profesor di Departemen Kesehatan Masyarakat Universitas Katolik Fu Jen, mengatakan alasan di balik tingginya kasus tindak pelecehan seksual di kota New Taipei adalah karena populasinya yang besar dan persentase orang dewasa yang tinggi, laporan media Liberty Times.
Cheng mengatakan sebagian besar korban adalah perempuan yang masih muda dan insiden pelecehan seksual ini terutama terjadi di wilayah kota metropolitan.
Oleh karena itu, “tidak mengherankan jika kota New Taipei memiliki jumlah kasus kekerasan seksual tertinggi di negara ini,” kata Cheng.
Jumlah kasus kekerasan seksual yang dilaporkan pada tahun 2019 juga meningkat di kota Taipei, Kaohsiung, dan Tainan.
Cheng mengatakan bahwa selain faktor keamanan publik, lonjakan kasus yang dilaporkan mungkin sebagian disebabkan oleh korban yang lebih bersedia untuk melangkah maju dan memberi tahu pihak berwenang.
Cheng mengatakan tempat paling umum dimana kekerasan seksual terjadi adalah di rumah dan pelakunya paling sering berteman dengan korban, dengan sebagian besar kasus pelecehan seksual menerpa korban yang masih berusia di bawah umur.
Ia mengatakan, di antara kasus kekerasan seksual yang melibatkan anak di bawah umur, mayoritas adalah pelajar berusia antara 16 hingga 18 tahun.
Dia menambahkan bahwa kasus anak di bawah umur yang melakukan hubungan seks, tanpa pengetahuan tentang risiko kehamilan dan tertular penyakit menular seksual, menunjukkan perlunya peningkatan pendidikan seks di kalangan generasi muda.
Cheng menambahkan bahwa kekerasan seksual oleh kerabat atau orang yang dikenal relatif umum terjadi. Ia menekankan bahwa pencegahan dapat dimulai dengan pendidikan dini dari keluarga.
Selain itu orang tua juga harus memperhatikan persahabatan anak-anak mereka dan kerabat serta kenalan yang berinteraksi dengan anak-anak mereka.
Cheng mengatakan gerakan yang bertajuk “Me Too” yang viral baru-baru ini telah mendorong lebih banyak orang untuk fokus pada perlindungan korban dan mengajak korban pelecehan seksual untuk lebih berani melaporkan diri ke pihak berwenang agar pelaku dapat dihukum secara serius di meja hijau.
Cheng juga meminta orang tua dan sekolah untuk memberikan lebih banyak pendidikan sehingga anak-anak memahami dengan jelas bahwa semua kontak fisik harus mendapatkan persetujuan. “Bicaralah dengan anakmu dan perjelas, sehingga ia tidak menjadi korban,” kata Cheng.
Sumber : Liberty Times, Yahoo News, Taiwannews
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan