Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) mendorong agar pekerja migran Indonesia (PMI) menjadi duta wisata dan mengembangkan usaha di sektor pariwisata setelah kembali menetap di Tanah Air.
“Para pekerja migran ini membawa semangat Merah Putih di dadanya, menghayati Pancasila di hatinya, dan menjadi cermin budaya Indonesia. Maka mereka layak untuk disematkan predikat Duta Wisata bagi Indonesia, dalam memasarkan dan mempromosikan pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia,” ujar Kepala BP2MI Benny Rhamdani dalam kegiatan Migrant Day 2020 di kantor UPT BP2MI Jakarta, Rabu (18/11/2020).
Benny menegaskan banyak potensi yang bisa digali dari 3,7 juta tenaga kerja Indonesia (TKI) yang terdata oleh pemerintah, dan jutaan lain yang masih non-prosedural, sebagai duta wisata yang mempromosikan Indonesia di luar negeri.
Karena itu, Benny berharap para pekerja migran juga dapat dibekali wawasan akan pariwisata Indonesia yang dapat dikenalkan kepada para pemberi kerja.
“Tidak usah ragu lagi bahwa PMI mampu menyelipkan budaya Indonesia dalam interaksi keseharian dengan pemberi kerja. Tidak usah ragu lagi bahwa PMI mampu mengemban misi memperkenalkan budaya Indonesia, dan tentu saja mempromosikan pariwisata Indonesia,” jelas Benny.
Untuk mendorong hal tersebut, BP2MI telah menandatangani Nota Kesepahaman dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dalam rangka Pengembangan Potensi Pariwisata dan Ekonomi Pekerja Migran Indonesia dan Keluarganya.
Dalam sambutannya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama, berharap adanya nota kesepahaman tersebut membuat selain menjadi pahlawan devisa, PMI juga dapat menjadi pahlawan bagi pariwisata Indonesia.
Selain mendorong TKI menjadi duta wisata, diharapkan kolaborasi itu juga dapat mempermudah purna PMI atau mereka yang sudah kembali dan menetap di Indonesia untuk mengembangkan usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif melalui koordinasi dan sinkronisasi perencanaan terkait akses pemodalan.
“Selain remitansi ekonomi, PMI juga membawa remitansi sosial, seperti keahlian, ide-ide, dan praktik-praktik yang pekerja migran pelajari di luar negeri dan kemudian mereka bawa ke daerah asalnya untuk membangun masyarakat di daerah tempat tinggalnya. Pembangunan sosial ini adalah dampak sosial dari migrasi ke luar negeri,” demikian ujar Benny.
Sumber : Antara
Berita Terkait
11 Orang Pendaki Meninggal Dunia Akibat Erupsi Gunung Marapi
Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi di UNESCO
Pria Tewas Ditikam Setelah Berkelahi dengan Teman Sekamarnya karena Tidak Mengucapkan ‘Terima Kasih’