Nilai tukar rupiah masih berpotensi menguat pada perdagangan hari ini, Senin (19/10/2020), terlepas dai sejumlah sentimen internal dan eksternal yang memengaruhi pergerakan.
Pada perdagangan Jumat (16/10/2020), rupiah ditutup di level Rp14.730 per dolar Amerika Serikat (AS). Posisi itu melemah 8 poin atau 0,05 persen dari sesi sebelumnya. Kurs Jisdor melemah 6 poin dibandingkan dengan posisi Kamis (15/10/2020) di level Rp14.760.
Adapun, indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama harus terkoreksi 0,19 persen ke level 93,682.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan demonstrasi yang ricuh sempat memberikan sentimen negatif terhadap rupiah. Akan tetapi, apabila demo terkendali maka tidak berpengaruh negatif ke rupiah.
“Pasar masih mewaspadai aksi demonstrasi yang masih berlangsung ini dan kelanjutan penolakan omnibus law,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (16/10/2020).
Dari eksternal, lanjut Ariston, isu paket stimulus AS juga memberi tekanan dan sentimen positif ke rupiah sepanjang pekan ini. Pembicaraan sempat diharapkan akan menemui kesepakatan yang mendorong pelemahan dolar AS dan penguatan nilai tukar berisiko termasuk rupiah.
Sampai saat ini, dia menyebut pasar masih menunggu kelanjutan pembicaraan. Dolar AS bisa melemah dan memberi keuntungan untuk rupiah jika ada ekspektasi stimulus akan keluar sebelum pemilu.
“(Pekan ini) dengan kedua isu di atas, rupiah mungkin masih akan bergerak di kisaran Rp14.600-Rp14.850,” imbuhnya.
Sumber Bisnis.com
Berita Terkait
Dolar AS Rontok, Rupiah Menyodok
Pukul 10:00: Rupiah Berbalik Menguat 9 Poin
Jurus BI-OJK Jaga Bank yang Seret Likuiditas