Ribuan demonstran turun ke jalanan Bangkok, Thailand, sejak Kamis (15/10). Demo ini dilakukan untuk meminta PM Prayuth Chan-O-cha mundur dan reformasi monarki.
Aksi demo besar-besaran di Thailand dipicu pemilu 2019 lalu yang dimenangkan Prayuth. Demonstran menuduh Prayuth, seorang pensiunan jenderal, curang dalam pemilu tersebut.
Bahkan, demo tersebut juga sempat antara massa prodemokrasi dan polisi. Bahkan, demi membubarkan demo, polisi Thailand menembakkan meriam air ke arah demonstran.
Akibat demo ini, Pemerintah Thailand menetapkan pemberlakuan status “Serious Emergency Situation” di wilayah Bangkok sesuai dengan Emergency Decree on Public Administration in Emergency Situation. Melihat hal ini, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) juga mengimbau Warga Negara Indonesia (WNI) di Thailand untuk tetap waspada.
Dikutip dari Instagram @safetravel.kemlu, Kemlu meminta WNI menghindari tempat-tempat yang menjadi lokasi berkumpulnya massa dan tidak melibatkan diri dalam kegiatan yang bertentangan dengan ketentuan pemerintah setempat.
WNI juga diminta tidak menyebarluaskan berita-berita terkait situasi dalam negeri Thailand yang berasal dari sumber-sumber tidak resmi atau tidak jelas kebenarannya (hoaks) melalui media sosial dan media lainnya.
Kemudian, Kemlu mengimbau WNI tetap tenang dan waspada, terus memantau perkembangan situasi, terutama dari media-media resmi di Thailand atau dan media sosial KBRI Bangkok, serta menjaga komunikasi dengan KBRI Bangkok dan simpul-simpul masyarakat Indonesia.
“Mengingat situasi pandemi COVID-19 yang masih berlangsung agar selalu menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer secara berkala, dan menjaga menjaga jarak social/physical distancing,” tulis Kemlu.
Apabila kamu berada dalam keadaan darurat bisa menghubungi nomor hotline KBRI Bangkok +66929031103 dan +66961923237 atau menekan tombol darurat pada aplikasi Safe Travel.
Sumber : CNA, Kumparan
Berita Terkait
11 Orang Pendaki Meninggal Dunia Akibat Erupsi Gunung Marapi
Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi di UNESCO
Pria Tewas Ditikam Setelah Berkelahi dengan Teman Sekamarnya karena Tidak Mengucapkan ‘Terima Kasih’