Biro Kereta Api Taiwan pada hari Selasa (13/10/2020) memulai aksi pembongkaran tiga rumah terakhir yang menghalangi proyek relokasi kereta api di Tainan, wilayah bagian selatan Taiwan.
Hal ini membuat anggota keluarga yang masih menempati 3 rumah yang akan dihancurkan itu tidak memiliki pilihan lain selain segera meninggalkan lokasi tersebut.
Terletak di distrik Timur kota Tainan, rumah milik Chen Chih-hsiao dihancurkan sekitar pukul 5 pagi dan pembongkaran dimulai satu jam kemudian, setelah orang tua Chen yang sudah lanjut usia, saudara perempuannya, dan beberapa pengunjuk rasa terpaksa mengosongkan properti publik tersebut.
Sedangkan di distrik Utara kota Tainan, dua rumah milik Huang Chun-hsiang dirobohkan sekitar pukul 7 pagi, karena beberapa pengunjuk rasa harus terlebih dahulu dipaksa keluar dari properti publik tersebut sebelum proses pembongkaran dimulai.
Pembongkaran tiga properti publik oleh kantor teknik pusat Biro Kereta Api Taiwan ini mengakhiri konflik berkepanjangan antara pemilik rumah dan pemerintah daerah atas proyek relokasi bagian dari jalur kereta api Tainan ke bawah tanah.
Proyek ini dimulai pada tahun 1993 dan disetujui pada tahun 2009 oleh Presiden Ma Ying-jeou. Pekerjaan rekonstruksi proyek baru dimulai pada tahun 2012, ketika Wakil Presiden saat ini Lai Ching-te menjabat sebagai walikota Tainan.
Pembangunan segmen rel bawah tanah yang baru membutuhkan pembongkaran 340 properti warga setempat merupakan sebuah rencana yang ditentang keras oleh 121 pemilik rumah.
Akhirnya, semua kecuali enam pemilik rumah menyerah dan menyetujui proyek ini. Di sisi lain, pemerintah kota Tainan terpaksa mengambil langkah pembongkaran paksa dengan mulai menghancurkan enam rumah itu pada bulan Juni tahun ini, memaksa keluarga yang masih bertahan di rumah-rumah tersebut untuk segera mengosongkan rumah mereka dan pindah dari lokasi relokasi kereta api bawah tanah itu.
Huang dan Chen adalah dua pemilik rumah terakhir yang masih bersikeras tak mau pindah dan menempati properti publik yang telah disetujui pemerintah sebagai bagian dari proyek relokasi kereta api bawah tanah di Tainan.
Chen mengutuk keras tindakan pembongkaran rumahnya yang dilakukan oleh Biro Kereta Api Taiwan sebagai tindakan yang tidak tahu malu.
“Pertama, pemerintah kota Tainan menolak untuk mengadakan negosiasi dengan kami, karena kami telah meminta untuk menghindari pembongkaran, kemudian tiba-tiba memutuskan untuk memulai pembongkaran selama negosiasi,” kata Chen.
“Saya hanya bisa mengatakan bahwa saya merasa diremehkan oleh Partai Progresif Demokratik yang tidak tahu malu,” ungkap Chen dengan nada kesal.
Mengomentari masalah tersebut, Walikota Tainan, Huang Wei-che mengatakan ini adalah langkah akhir untuk mengakhiri kebuntuan dari konflik ini karena warga kota Tainan juga ingin melihat proyek ini selesai secepat mungkin untuk menghindari kecelakaan, cedera dan penundaan kereta yang sudah menjadi masalah pelik yang dialami oleh warga Taiwan.
Menurut Huang, pemilik properti yang dibongkar akan menerima kompensasi terbaik dari pemerintah Taiwan.
Proyek relokasi kereta api tersebut dijadwalkan akan selesai pada tahun 2024, tetapi tanggal tersebut diundur ke tahun 2026 mendatang karena penundaan yang disebabkan oleh aksi protes dan konfrontasi dengan beberapa pemilik rumah yang propertinya menghalangi relokasi proyek tersebut.
Sumber : 中華電視公司 ETtoday, CNANews
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan