Sebanyak 36 TKI ilegal asal Kabupaten Pamekasan, Madura meninggal dunia di negara tempat kerjanya.
Meninggalnya puluhan TKI ilegal ini disebabkan karena beberapa faktor, mulai dari akibat kecelakaan kerja dan terkena penyakit.
Koordinator P4TKI Pamekasan, Hari Sarjana Saputra mengatakan sedari Januari hingga Agustus 2020, terdata sebanyak 36 TKI atau PMI ilegal asal Pamekasan yang dinyatakan meninggal dunia di Negara tempat kerjanya.
Puluhan PMI yang meninggal ini tersebar di 13 kecamatan berbeda di Pamekasan. Mayoritas PMI yang meninggal dunia tersebut karena sakit, seperti kencing manis, ginjal, jantung dan stroke.
“Namun, ada lagi beberapa PMI yang meninggal dunia karena kecelakaan kerja, jatuh dari atas lantai 5 saat bekerja di ketinggian,” kata Hari Sarjana Saputra kepada TribunJatim.com, Kamis (1/10/2020).
Pria yang akrab disapa Hari ini juga menjelaskan, puluhan PMI asal Pamekasan yang meninggal dunia ini tidak mendapat asuransi, karena yang bersangkutan berangkat secara non prosedural (ilegal).
Menurut dia, setiap perusahaan di luar negeri sudah memiliki standar operasional (SOP) savety belt kerja.
Namun, kebanyakan warga Madura yang menjadi TKI di luar Negeri, banyak yang abai menggunakan savety belt saat bekerja di ketinggian.
“Orang Madura ini yang jadi PMI di luar negeri terkenal agak nekat mengabaikan keselamatan diri, dari perusahaan sebenarnya sudah disediakan savety belt untuk keselamatan kerja, tapi terkadang ada sebagian dari mereka yang tidak mau pakai,” bebernya.
Hari, bila terdapat PMi ilegal yang meninggal dunia di luar negeri akibat kecelakaan kerja dan sakit, yang rugi adalah keluarganya sendiri. Sebab yang bersangkutan tidak mendapatkan asuransi kematian dari pemerintah.
Maka dari itu, pihaknya mengimbau kepada warga Pamekasan, khususnya Madura yang berniat ingin menjadi PMI, sebisa mungkin berangkat secara prosedural.
“Hasil kerja jerih payah dari TKI ini kan yang ditunggu-tunggu oleh keluarganya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, kalau ada kejadian seperti ini kan yang rugi keluarganya,” tutupnya.
Sumber : Tribunnews
Berita Terkait
11 Orang Pendaki Meninggal Dunia Akibat Erupsi Gunung Marapi
Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi di UNESCO
Pria Tewas Ditikam Setelah Berkelahi dengan Teman Sekamarnya karena Tidak Mengucapkan ‘Terima Kasih’