Pemerintah Indonesia berduka. Seorang warga negara Indonesia yang disandera kelompok Abu Sayyaf meninggal dunia.
“Satu sandera WNI dengan inisial LB diinformasikan meninggal dunia setelah terjadi kontak senjata antara aparat keamanan Filipina Joint Task Force Sulu dan 45 batalion infanteri dengan kelompok ASG (Abu Sayyaf Group) di Kota Patikul, Provinsi Sulu,” kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi dalam jumpa pers yang disiarkan kanal YouTube Kemlu, Kamis (1/10/2020).
Retno mengatakan jenazah WNI tersebut telah diterbangkan ke rumah duka di Zamboanga, Filipina. Jenazah LB diterbangkan dengan pesawat militer Filipina kemarin, Rabu (30/9).
“Pada pukul 8 waktu setempat hari ini, jenazah telah diterbangkan dari Sulu ke Zamboanga dengan pesawat militer Filipina dan jenazah kemudian dibawa langsung ke funeral house di Zamboanga. Dokumentasi kematian dan kelengkapan lainnya sedang diproses oleh Westmincom Funeral House dan PNP,” ujarnya.
Retno pun menyampaikan dukacita yang mendalam kepada keluarga. Dia mengatakan Kemlu sudah berkomunikasi langsung dengan keluarga LB di Buton, Sulawesi Tenggara, untuk menyampaikan kabar duka tersebut.
“Pada kesempatan ini, atas nama pemerintah, saya mengucapkan dukacita yang mendalam kepada keluarga korban atas meninggalnya WNI tersebut. Kementerian Luar Negeri telah menyampaikan secara langsung berita duka ini kepada keluarga almarhum dan pemerintah daerah di Buton, Sulawesi Tenggara,” tutur Retno.
Sebelumnya, kabar meninggalnya satu WNI tersebut juga dilaporkan kantor berita Malaysia, Bernama, Rabu (30/9/2020). Hal tersebut diungkapkan oleh Komandan Komando Keamanan Sabah Timur (ESSCom) Ahmad Fuad Othman dalam pernyataannya pada Rabu (30/9) waktu setempat.
Disebutkan Ahmad Fuad bahwa WNI bernama Laa Baa (32) itu dibunuh di Patikul, Sulu, Filipina, pada Selasa (29/9) waktu setempat. Ahmad Fuad menegaskan bahwa hal ini dikonfirmasi berdasarkan informasi dari otoritas Filipina.
“Benar (korban WNI dibunuh). Insiden itu terjadi pada 28 September dalam misi Angkatan Darat Filipina untuk menyelamatkan lima korban yang diculik,” tutur Ahmad Fuad dalam pernyataan kepada Bernama.
Sumber : Bernama, Detik
Berita Terkait
11 Orang Pendaki Meninggal Dunia Akibat Erupsi Gunung Marapi
Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi di UNESCO
Pria Tewas Ditikam Setelah Berkelahi dengan Teman Sekamarnya karena Tidak Mengucapkan ‘Terima Kasih’