Tensi China dengan Taiwan makin meninggi akhir-akhir ini. Taiwan mencatat, militer China telah memasuki wilayah udara Taiwan sebanyak 46 kali dalam sembilan hari terakhir.
Otoritas China meningkatkan tekanan di pulau yang dianggap sebagai bagian dari wilayahnya itu.
Terbaru, sebuah pesawat dari Tentara Pembebasan Rakyat China melanggar zona identifikasi pertahanan udara pulau itu pada ketinggian 2.300 meter (7.545 kaki) dan 9.000 meter (29.527 kaki) pada Kamis (24/9). Taiwan menggambarkan tindakan ini sebagai tindakan “provokatif”.
Pemerintah Taiwan memberi tahu China untuk mundur saat ‘serangan’ wilayah udara meningkat
Seperti dikutip Al Jazeera, Kementerian Pertahanan Taiwan menyebutkan di Twitter, mencurigai pesawat China itu adalah pesawat anti-kapal selam Yun-8, Taiwan kemudian menyiarkan peringatan radio, pesawat tempur acak, dan mengerahkan sistem rudal anti-pesawat sebagai tanggapan.
Insiden terbaru ini membuat jumlah total insiden selama sembilan hari terakhir hingga 24 September menjadi 46 insiden, demikian saluran berita SETN melaporkan.
Selasa pekan ini, Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu mendesak Beijing untuk kembali ke standar internasional yang beradab setelah seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri China secara terbuka menolak batas laut di Selat Taiwan.
Pejabat itu mengatakan tidak mungkin ada garis tengah seperti yang diklaim China lantaran Taiwan dianggap bagian tak terpisahkan dari wilayah China.
Ketegangan antara China dan Taiwan telah meningkat sejak Presiden Tsai Ing-wen pertama kali mengambil alih kekuasaan Taiwan pada tahun 2016. Namun, ketegangan makin meningkat sejak Tsai terpilih kembali secara telak pada bulan Januari 2020 lalu.
Tsai menolak pandangan Beijing bahwa Taiwan – yang memerintah sendiri selama 70 tahun dan salah satu negara demokrasi paling dinamis di kawasan itu – adalah bagian dari “Satu China”.
Posisi Amerika Serikat yang lebih tegas soal Taiwan, di tengah kemerosotan tajam dalam hubungannya dengan Beijing, telah menambah ketegangan.
Kementerian Pertahanan Taiwan menyatakan, serangan China itu paling intens pada akhir pekan lalu ketika Keith Krach, Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk pertumbuhan ekonomi, energi dan lingkungan, tiba di Taiwan untuk bertemu Tsai dan menghadiri upacara peringatan untuk mantan Presiden Lee. Teng-hui.
Krach adalah pejabat paling senior dari Departemen Luar Negeri AS yang mengunjungi Taiwan dalam 40 tahun terakhir.
Sumber : 三立LIVE新聞, Al Jazeera
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan