Nilai tukar rupiah berpotensi melanjutkan penguatan pada perdagangan Selasa (22/9/2020), tetapi pasar harus memantau potensi lonjakan lanjutan dolar AS.
Mengutip Bloomberg pada Senin (21/9/2020), rupiah ditutup menguat 0,24 persen atau 35 poin menjadi Rp14.700 per dolar AS. Sejak awal tahun, rupiah masih melemah 6,01 persen.
Sementara itu, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia rupiah juga terapresiasi 0,3 persen menjadi Rp14.723.
Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama dunia melemah 0,14 persen ke level 92.796 pada Senin (21/9/2020) pukul 14.24 WIB.
Pada perdagangan Selasa (22/9/2020) pukul 06.25 WIB, indeks dolar AS naik 0,79 persen atau 0,73 poin menjadi 93,656.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menjelaskan bahwa penguatan rupiah tertopang oleh pelemahan dolar AS dan distribusi obat terapi Covid-19.
Dengan bertambahnya pasien covid-19 di Indonesia dan khususnya di DKI Jakarta, maka pemerintah melalui PT.Bio Farma (Persero) di bulan September ini akan memproduksi sebanyak 4,2 juta tablet Oseltamivir.
Obat ini digunakan untuk terapi penyembuhan pasien Covid-19 di dalam negeri dan didistribusikan ke rumah sakit-rumah sakit rujukan Covid-19. Obat ini tidak dijual bebas sebab memerlukan resep dokter untuk mengkonsumsinya ditambah jumlahnya terbatas.
“Pasar optimis dengan tablet Oseltamivir bisa menekan dan membantu pasien covid-19 kembali sembuh dan pasien yang terkena virus bisa berkurang,” kata Ibrahim, Senin (21/9/2020).
Oleh karena itu, wajar kalau arus modal asing kembali masuk ke pasar dalam negeri karena Indonesia secara fundamental masih cukup kuat ekonominya dan ini bisa dilihat dari transaksi valas dan obligasi,”
Dalam perdagangan Selasa, ada kemungkinan rupiah akan dibuka menguat 10-40 poin di level Rp14.670 – Rp14.730 per dolar AS.
Sumber Bisnis.com
Berita Terkait
Dolar AS Rontok, Rupiah Menyodok
Pukul 10:00: Rupiah Berbalik Menguat 9 Poin
Jurus BI-OJK Jaga Bank yang Seret Likuiditas