Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan Indonesia telah melakukan komunikasi dengan Republik Rakyat Tiongkok (China) untuk membahas kasus yang melibatkan anak buah kapal (ABK) asal Indonesia. Retno mengatakan RI mendesak China mengungkap kasus kekerasan yang dialami oleh warga negara Indonesia (WNI) itu.
“Tindak lanjut penanganan berbagai masalah yang menyangkut ABK kita yang bekerja di kapal ikan RRT. Sebagaimana kami sampaikan, beberapa kali kita terus menjalin komunikasi dan kerja sama dengan pemerintah RRT (Republik Rakyat Tiongkok) mengenai penanganan berbagai kasus yang menimpa warga negara Indonesia yang bekerja di kapal ikan RRT,” kata Retno dalam press briefing virtual, Kamis (17/9/2020).
Retno mengatakan ada dua pembicaraan dalam pertemuan itu, yakni penyelesaian semua masalah kekerasan yang dialami ABK dan upaya pencegahan.
“Pertama penyelesaian masalah yang saat ini ada dan, kedua, mencegah hal serupa terjadi lagi di kemudian hari. Sejauh ini respons pemerintah RRT cukup sportif dan isu ini juga saya bahas di dalam pertemuan antara Menlu RI dan Menlu RRT, baik di bulan Juli maupun di bulan Agustus 2020,” katanya.
Retno mengatakan pada Rabu (16/9), pemerintah RI juga melakukan pertemuan secara virtual dengan perwakilan China. Retno menyampaikan beberapa permintaan kepada China.
“Pertemuan berlangsung secara konstruktif dan kita sambut baik hasil pertemuan tersebut dan kita menunggu tindak lanjutnya antara lain terkait dengan pemulangan para ABK WNI di kapal ikan RRT yang sami stranded di berbagai wilayah di dunia ke Indonesia.”
“Kemudian penyelesaian kasus gaji yang belum dibayar, kemudian RRT juga akan menyusun guideline bagi pemilik kapal untuk penanganan jenazah. Kemudian RRT siap juga untuk melakukan kerja sama MLA (mutual legal assistance) dan lain sebagainya,” katanya.
Retno juga menekankan agar China melakukan investigasi terhadap kekerasan yang dialami oleh WNI ABK. Dia menyebut kasus serupa tidak bolah lagi terjadi di kemudian hari.
“Saya menekankan sebagaimana saya sampaikan kepada Menlu RRT bahwa investigasi menyeluruh atas berbagai kasus ABK WNI penting untuk dilakukan. Agar pihak yang bertanggung jawab dapat dibawa ke ranah hukum di kedua negara. Dan kasus serupa dapat dicegah muncul kembali di kemudian hari,” jelasnya.
Sumber : Detik
Berita Terkait
11 Orang Pendaki Meninggal Dunia Akibat Erupsi Gunung Marapi
Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi di UNESCO
Pria Tewas Ditikam Setelah Berkelahi dengan Teman Sekamarnya karena Tidak Mengucapkan ‘Terima Kasih’