Seorang asisten rumah tangga bernama Sri Sahni Lingga (30 tahun) diduga tidak mendapat gaji selama 12 tahun bekerja di rumah majikannya di Kompleks Tasbi Medan.
Merasa tidak terima, keluarga Sri Sahni Lingga dan polisi pun akhirnya menggeruduk rumah sang majikan pada Sabtu (23/8/2020) sekira pukul 16.51 WIB.
Dikutip dari Tribun-Medan.com, seorang saksi bermarga Naibaho pun menceritakan bahwa hal itu terungkap setelah dirinya bertemu dengan Sri pada 16 Agustus 2020.
Dikeahui, Naibaho adalah seorang pengantar air mineral di Kompleks Tasbi Medan.
Di pertemuan tersebut, Sri mengaku kepada Naibaho bahwa dirinya ingin pulang ke rumah keluarga di Sumbul, Kabupaten Dairi.
Bahkan dijelaskan pula bahwa Sri juga tak pernah berhubungan dengan keluarganya selama 12 tahun.
Hal tersebut lantas membuat Sri hendak kabur dari rumah majikannya.
“Dia rencana mau kabur, jadi kubilang, enggak usah kabur. Nanti kalau kabur dibilang hilang barang jadi bisa dituntut,” jelasya.
Namun Naibaho mengimbau korban untuk tidak kabur, dirinya justru mencari keluarga korban dengan mengunggah hal tersebut di media sosial Facebook.
Akhirnya, keluarga korban pun berhasil ditemukan di Kabupaten Dairi. Kemudian, sesuai dengan kesepakatan, Naibaho dan keluarga korban pun bertemu dengan Sri pada 21 Agustus 2020 tanpa sepengetahuan sang majikan.
Sesampainya di rumah, sang majikan yang bertempat tinggal di Kompleks Tasbi diketahui tak membukakan pintu hingga akhirnya Naibaho pun melapor ke pihak kepolisian.
Akhirnya tim Kantibmas datang ke rumah tersebut untuk memastikan apakah ada korban di dalam rumah sang majikan.
Petugas pun lantas mencoba untuk membicarakan terkait korban yang diminta untuk pulang ke kampung halamannya.
Diketahui, sang majikan tidak memperbolehkan keluarga korban untuk masuk ke dalam rumah saat dilakukan mediasi.
Namun yang aneh, setelah dilakukan mediasi, Sri Sahni Lingga justru tidak mau pulang. Hal itu pun lantas membuat Naibaho sebagai saksi pun merasa heran.
“Saya jadi bilang itu enggak mungkin seperti itu dibilangnya, enggak mungkin sudah tidak sesuai dengan keterangannya,” pungkasnya.
Sumber : Tribunnews.com
Berita Terkait
11 Orang Pendaki Meninggal Dunia Akibat Erupsi Gunung Marapi
Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi di UNESCO
Pria Tewas Ditikam Setelah Berkelahi dengan Teman Sekamarnya karena Tidak Mengucapkan ‘Terima Kasih’