Belasan Anak Buah Kapal (ABK) ditemukan petugas Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) di sebuah rumah mewah di Garut. Mereka diterlantarkan majikan.
Ada 15 orang ABK yang ditemukan. Mereka ditemukan di sebuah rumah mewah di kawasan Jalan Cipanas Baru, Kecamatan Tarogong Kaler pada Rabu (18/8) malam lalu.
Kepala BP2MI Benny Rhamdani mengatakan, pihaknya menerima laporan 15 orang ABK ditelantarkan bos. Hak-hak mereka setelah bekerja 2 tahun sebagai awak kapal ikan di Taiwan belum sepenuhnya dibayar perusahaan.
“Hak mereka belum terpenuhi. Nominalnya bervariatif. Artinya, pihak perusahaan agensi telah melakukan wanprestasi. Karena perusahaan di Taiwan sudah membayarkan gajinya via agensi,” kata Benny.
Benny mengatakan, para ABK bekerja di laut Taiwan dalam kurun waktu berbeda mulai 2017 hingga 2020. Gaji mereka ditunggak pihak agensi, PT Gafa Samudra Abadi dengan nominal yang berbeda masing-masingnya.
“Ada yang sampai Rp 136 juta haknya belum dibayar,” ucap Benny.
Ke-15 ABK ini terpaksa bertahan di rumah mewah milik bos agensi berinisial SH alias Alex agar tetap bisa berkomunikasi dengan perusahaan dan menuntut haknya.
Saat ditemukan dalam proses penggerebekan pada Rabu lalu, mereka ditemukan dalam keadaan kelaparan.
Kisah pilu tersebut salah satunya dirasakan Arifin Sastranegara. ABK asal Makassar ini mengaku telah bertahan di rumah tersebut sejak 1 tahun lalu.
Dia mengaku diperlakukan tidak manusiawi di sana. 15 orang ABK hanya diberi uang Rp 120 ribu dalam seminggu untuk makan.
“Bisa dibayangkan dengan uang segitu kita makan apa,” ucap Arifin.
Untuk bisa tetap bertahan hidup, mereka terpaksa kasbon ke warung-warung di sekitar lokasi rumah sembari terus menuntut haknya. Selama setahun di lokasi, total utang mereka ke warung bahkan mencapai Rp 17 juta.
“Kondisi di rumah ini pun memprihatinkan. Bagaimana air tidak ada. Makan dan minum mereka berutang,” ucap Benny.
Ke-15 ABK ini akhirnya diboyong BP2MI ke rumah aman di Kantor UPT BP2MI Bandung. Benny mengungkapkan, BP2MI berkomitmen memperjuangkan hak-hak para ABK.
Selain itu, kata Benny, pihaknya juga mendorong pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus ini. Termasuk menangkap Alex sang bos perusahaan.
“Kami tentu berikan kepercayaan penuh terkait penyelidikan kewenangan polisi. Tenth dengan harapan agar kasus yang jelas-jelas ini merupakan kejahatan jadi fokus konsen polisi,” tutup Benny.
Sumber : REDAKSI TRANS7 OFFICIAL, Detik
Berita Terkait
11 Orang Pendaki Meninggal Dunia Akibat Erupsi Gunung Marapi
Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi di UNESCO
Pria Tewas Ditikam Setelah Berkelahi dengan Teman Sekamarnya karena Tidak Mengucapkan ‘Terima Kasih’