Ratusan orang warga Desa Paku, Jangka Bireuen sejak magrib, Senin (17/08/2020) memadati dua rumah, satu rumah di Dusun Barat dan satu lainnya di Dusun Tgk Dilancang, Desa Paku, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, mereka menunggu dua jenazah yang selama ini sebagai Anak Buah
Kapal (ABK) Taiwan dan meninggal dunia beberapa waktu lalu dibawa pulang dari Medan.
Dua jenazah yang dijemput dengan mobil ambulans dari Bireuen yaitu Musnan (22 tahun) dan Syakban (26 tahun) yang berangkat Minggu (16/08/2020) dinihari ke Kualanamu, Medan, Sumatera Utara.
Awalnya diinformasikan akan tiba sekitar pukul 01.00 WIB, Selasa (18/08/2020), namun perjalanan dan hujan deras di kawasan Aceh Timur, kedua unit mobil ambulans yang didampingi satu mobil lain dari Dinsos Aceh baru tiba di rumah duka sekitar pukul 03.20 WIB, Selasa (18/08/2020).
Ketika lampu ambulans terlihat, perangkat desa serta warga langsung mengarahkan satu unit ambulans ke rumah Tgk Jailani Sulaiman selaku orang tua Musna, saat mobil masuk ke pekarangan rumah isak tangis mewarnai kaum ibu dan kaum bapak yang sudah lama menunggu dipulangkan jenazah Musnan, di sela-sela isak tangis terdengar suara Lailahaillallah berkali-kali.
Tim medis dan dibantu warga mereka menurunkan jenazah Musnan dan membopong ke dalam rumah tersebut, isak tangis semakin kentara, ibunya bernama Kaswati terduduk lesu, tangannya mengambil ujung kain batik menghapus air mata, sedangkan ayahnya Jailani Sulaiman tidak bisa lagi berbicara, ia hanya terpaku melihat peti jenazah sudah di dalam rumahnya.
Usai jenazah berada di dalam rumah, tim Dinsos Aceh bersama Kadiskes Bireuen menjumpai pemilik rumah dan perangkat desa untuk menandatangani berita acara serah terima jenazah yang dibawa pulang dari Medan.
Selain menandatangani berita acara, tim Dinsos Aceh juga menyerahkan sejumlah uang dan beras yang merupakan bantuan Gubernur Aceh untuk kenduri untuk almarhum.
Usai serah terima di rumah orang tua Musna, satu unit ambulan lagi bergerak mengantar jenazah Syakban ke rumah orang tua yaitu Ratna Ahmad, rumah tersebut berjarak sekitar 200 meter lebih dari rumah Jailani Usman, kedua korban adalah sepupuan dari keluarga besar mereka.
Ambulans kedua juga didampingi tim dari Dinsos Aceh serta Kadiskes Bireuen, suasana serupa juga terlihat di rumah orang tua Syakban, seratusan orang juga sudah menunggu sejak magrib, Musna merupakan anak kedua dari empat bersaudara almarhum Zulkifli, ibunya bernama Ratna Ahmad tidak sanggup melihat peti jenazah yang diturunkan dari ambulan, isak tangis juga menyelimuti rumah duka tersebut.
Setelah peti jenazah diturunkan, warga juga ikut membantu membopong peti jenazah. Usai jenazah diletakkan di ruang tengah rumah duka, tim Dinsos Aceh juga meminta pihak keluarga dan perangkat desa menandatangani berita acara serah terima dan juga diserahkan sejumlah uang beras untuk biaya kenduri.
Sumber : Tribunnews.com
Berita Terkait
11 Orang Pendaki Meninggal Dunia Akibat Erupsi Gunung Marapi
Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi di UNESCO
Pria Tewas Ditikam Setelah Berkelahi dengan Teman Sekamarnya karena Tidak Mengucapkan ‘Terima Kasih’