Rumah Bupati Kediri Haryanti Sutrisno diteror. Sebuah petasan dilemparkan ke garasi rumahnya di Jalan Soekarno Hatta. Teror petasan ini tengah diselidiki polisi.
Berdasarkan rekaman CCTV, ada dua pelaku teror. Mereka mengendarai motor dan langsung melempar petasan dari balik tembok. Petasan itu jatuh ke garasi yang ada 10 mobil di dalamnya. Bagian depan sebuah mobil rusak ringan akibat teror tersebut.
“Dua orang, perawakan gempal, 170 cm, naik motor Vario, tidak ada nopol,” ujar Kasat Reskrim Polres Kediri AKP Gilang Akbar kepada wartawan di lokasi, Minggu (16/8/2020).
Gilang mengatakan dari lokasi ditemukan selongsong petasan. Petasan itu berbentuk tabung dengan diameter 6-7 cm. Sementara panjangnya sekitar 80 cm.
Yang membuat polisi yakin itu adalah teror yang disengaja adalah adanya pesan tertulis di selongsong petasan tersebut. Pesan itu berbunyi ‘”KEDIRI MILIK NU, ANGKAT KAKIMU SEBELUM KAMU DAN KELUARGAMU KAMI BAKAR !!! NKRI HARGA MATI’.
Dalam penyelidikannya, polisi sudah memeriksa 5 saksi. Mereka adalah tiga anggota Satpol PP dan dua pengamanan internal. Polisi juga sudah menyerahkan rekaman CCTV untuk diuji di labfor Polda Jatim.
Adanya teror itu membuat penjagaan rumah Bupati Kediri diperketat. Personel penjaganya pun juga ditambah.
Sistem patroli dan kerjanya pun diubah, jika sebelumnya anggota yang berjaga hanya berpatroli di sekitar rumah bupati, kini anggota juga berpatroli ke depan kantor Pemkab Kediri, dan berkeliling ke sekitar rumah Bupati Haryanti Sutrisno.
“Kita tambah 2 personel, kita tempatkan di kantor pemkab, dan sistemnya yang kita ubah, yang biasanya berada di kantor pemkab ada di depan pos kita geser ke depan pintu gerbang, sedangkan untuk yang piket di rumah bupati setiap 1 jam sekali patroli ke depan pintu kantor pemkab sebelah barat bergabung dengan yang piket pemkab untuk selanjutnya patroli bersama keliling di sekitar rumah Bupati Kediri,” jelas Kasatpol PP Kediri Agung Joko Retmono.
Kapolres Kediri AKBP Lukman Cahyono meminta warga dan sejumlah pihak agar menahan diri dan tidak berspekulasi terkait dugaan teror tersebut. Lukman meminta agar warga masyarakat, netizen, dan sejumlah pihak lainnya agar tidak berandai-andai sehingga tidak bias dan menuduh pihak yang belum tentu jelas pelakunya.
“Saat ini jangan berandai-andai sehingga tidak bias dan jangan sampai menuduh pihak-pihak yang belum tentu pelakunya. Dengan Scientific Crime Investigation, penyidikan berbasis ilmiah dalam proses pembuktiannya akan dapat membuat terang suatu peristiwa dan tidak berdasar asumsi atau opini,” ujar Lukman.
Sementara itu, Sutrisno, mantan Bupati Kediri yang juga suami dari Bupati Kediri saat ini, Haryanti Sutrisno, menilai aksi teror petasan di kediamannya mengandung unsur politis. Sutrisno menilai peristiwa tersebut dapat memperkeruh kondisi Kabupaten Kediri jelang pelaksanaan pemilihan Bupati Kediri.
Aksi teror itu menurut mantan bupati dua periode itu sangat kental unsur politisnya. Pasalnya peristiwa ini terjadi menjelang pelaksanaan Pilkada Kediri.
“Kalau saya menangkapnya ini kan menjelang Pilkada, tentunya ada suhu politik yang memanas. Sebagai pengalaman kita, masyarakat Kabupaten Kediri selama 20 Tahun nyaman dan tenang, baru Pilkada saat ini itu terjadi sesuatu yang apa aneh apa unik,” kata Sutrisno.
Sumber : KOMPASTV, Detik
Berita Terkait
11 Orang Pendaki Meninggal Dunia Akibat Erupsi Gunung Marapi
Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi di UNESCO
Pria Tewas Ditikam Setelah Berkelahi dengan Teman Sekamarnya karena Tidak Mengucapkan ‘Terima Kasih’