KBRI terus membantu upaya pemulangan WNI, termasuk ABK, di tengah pandemi COVID-19 yang melanda dunia. WNI dipulangkan dengan cara mengikuti protokol kesehatan.
Menurut laporan Kementerian Luar Negeri, Selasa (11/8/2020), perwakilan Indonesia di Bandar Seri Begawan kembali membantu pemulangan WNI yang berada di Brunei Darussalam melalui penerbangan repatriasi khusus. Kali ini sebanyak 147 WNI kembali ke Indonesia menuju Surabaya, Jawa Timur (09/08/2020).
Hingga kini, KBRI Bandar Seri Begawan telah membantu kepulangan 1.059 orang WNI melalui 7 penerbangan khusus ke Indonesia. KBRI mengikuti protokol kesehatan COVID-19 dengan ketat.
“Permintaan penerbangan khusus terus tinggi karena setiap bulan banyak pekerja Indonesia yang habis kontrak. Sehingga selain penerbangan kali ini, kami juga berencana untuk memfasilitasi penerbangan khusus lagi ke Jakarta pada 16 dan 23 Agustus 2020,” ucap Duta Besar RI untuk Brunei Darussalam, Sujatmiko.
Selain pemulangan warga yang sakit dan keluar dari penjara, proses kepulangan para warga ini bersifat mandiri. Mereka yang pulang mayoritas adalah Pekerja Migran yang telah habis masa kontrak kerjanya di Brunei Darussalam.
KBRI Bandar Seri Begawan juga telah membekali setiap penumpang dengan sarung tangan, masker penutup mulut, dan surat keterangan jalan. Selain itu, kepada setiap penumpang diberikan kartu kuning (Health Alert Card) dari Kementerian Kesehatan RI yang harus diisi oleh setiap penumpang.
Setiba di Indonesia, para WNI akan menjalani prosedur penanganan COVID-19 di Indonesia, termasuk swab-test COVID-19 (bagi yang tidak mengambil swab-test di Brunei) dan karantina 14 hari.
ABK Pulang dari Cape Town
Perwakilan Indonesia di Cape Town juga kembali membantu kepulangan 50 orang WNI yang bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) di Kapal Kwang Ja Ho yang berlabuh di Pelabuhan Cape Town.
Pada 10 Agustus kemarin, para WNI meneruskan perjalanan via udara dari Cape Town dengan untuk bergabung dengan pesawat repatriasi dari Johannesburg.
Kapal Kwang Ja Ho telah bersandar di Pelabuhan Cape Town dari tanggal 24 Juli 2020 dari pelayaran di wilayah Chile. Semenjak bersandar, para kru melakukan karantina mandiri di atas kapal.
Pada saat bersamaan, Pemerintah Afsel untuk disembarkasi kru selama lockdown level 3a. Selama proses karantina tersebut, hasil pemeriksaan temperatur harian mereka menunjukkan normal dan tanpa gejala COVID-19.
Konsul Jenderal Indonesia di Cape Town, Mohamad Siradj Prawito pada kesempatan tersebut menyampaikan pesan kepada para pelaut untuk senantiasa waspada pada dokumen pribadi, berhati-hati dan kompak selalu.
Perwakilan dari KJRI Cape Town juga membagi-bagikan surat keterangan jalan dan informasi terkait hal-hal yang perlu diperhatikan selama proses repatriasi, seperti lama transit, assembly point, dan dokumen-dokumen yang perlu dipersiapkan.
Proses repatriasi ini dapat berjalan lancar berkat dukungan dan kerja sama yang baik antara KBRI Pretoria, KJRI Cape Town, Kementerian Luar Negeri Afsel (DIRCO), Kementerian Transportasi Afsel (DOT), Kementerian Dalam Negeri Afsel (DHA) – khususnya pihak Imigrasi Pelabuhan Cape Town, dan perusahaan Hanill Import & Export CC sebagai agen kapal.
Sumber : liputan6
Berita Terkait
11 Orang Pendaki Meninggal Dunia Akibat Erupsi Gunung Marapi
Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi di UNESCO
Pria Tewas Ditikam Setelah Berkelahi dengan Teman Sekamarnya karena Tidak Mengucapkan ‘Terima Kasih’