Usai otoritas kesehatan Taiwan mengkonfirmasi tambahan kasus baru dari wabah corona di negeri Formosa dari warga yang baru kembali dari Filipina, Pusat Komando Epidemi Sentral (CECC) Taiwan mengambil kebijakan baru.
Semua pengunjung yang tiba dari Filipina akan dikarantina di lokasi karantina resmi yang berlaku mulai Rabu (12/08/2020), karena meningkatnya jumlah kasus COVID-19 yang diimpor dari negara itu, termasuk kasus baru wabah corona yang dikonfirmasi pada hari Minggu (09/08/2020), menurut CECC Taiwan.
Peraturan baru ini akan berlaku untuk warga negara Taiwan, pemegang izin tinggal, pekerja migran, pelajar internasional, dan pejabat diplomatik, kata Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Taiwan sekaligus ketua CECC Taiwan, Chen Shih-chung pada jumpa pers di Taipei yang digelar pada hari Minggu.
Masa karantina wajib adalah 14 hari dan akan dikenai biaya sebesar NT$ 1.500 per hari, meskipun pemerintah Taiwan telah berjanji untuk menanggung biaya bagi warga negara Taiwan dan pemegang izin tinggal, kata CECC Taiwan dalam sebuah pernyataan.
Sejak 26 Juli 2020 lalu, semua kedatangan dari Filipina telah diwajibkan untuk menjalani tes uji corona.
Sedangkan kebijakan yang baru ini disahkan oleh otoritas kesehatan Taiwan karena lima persen dari semua pendatang dari Filipina dinyatakan positif mengidap virus corona dalam periode 26 Juli hingga 8 Agustus 2020.
Jumlah ini dikabarkan mengalami peningkatan sebesar 0,03 persen dibandingkan dengan pengunjung yang datang dari negara-negara lain, kata Chen.
Sebanyak 14 orang dari 278 kedatangan dari Filipina dinyatakan positif COVID-19 dari tanggal 26 Juli hingga 8 Agustus 2020.
Sementara hanya 6 dari 19.481 kedatangan dari negara-negara lain yang positif corona pada periode yang sama, menurut data CECC Taiwan.
“Semua pendatang dari Filipina harus mematuhi aturan karantina kolektif, karena kami telah menemukan kasus positif COVID-19 yang lebih tinggi dan Filipina juga telah mengkonfirmasi penambahan hingga hampir 3.500 kasus baru per hari selama dua pekan terakhir,” kata Chen.
“Ini angka yang relatif tinggi,” tambah Chen.
Sementara itu, kasus baru yang dilaporkan Minggu adalah seorang wanita berusia 20-an yang tiba di Taiwan pada Jumat dari Filipina setelah melakukan perjalanan ke negara itu 20 Januari, kata Chen.
Meskipun timbul gejala awal corona pada 30 Juli 2020, wanita itu tidak langsung mencari perhatian medis saat berada di Filipina. Gejalanya mereda pada hari Jumat dan dia mengenakan masker dan pakaian hazmat selama penerbangan ke Taiwan, kata CECC Taiwan.
Dia memberi tahu petugas kesehatan bandara tentang gejala tersebut pada saat kedatangan dan diuji corona, dengan hasil yang kembali positif pada hari Minggu. Wanita itu sekarang dirawat di ruang isolasi di rumah sakit setempat.
Adapun 7 orang yang duduk di dekat wanita itu dalam penerbangan tersebut telah diperintahkan untuk mengisolasi diri, sementara 11 awak kabin diwajibkan untuk mempraktikkan manajemen kesehatan diri, yang berarti mengenakan masker setiap saat dan mengukur suhu tubuh dua kali sehari.
Kasus baru ini membuat jumlah total kasus COVID-19 di Taiwan menjadi 480, dengan 388 diantaranya yang diklasifikasikan sebagai kasus impor.
Hingga saat ini, 443 pasien COVID-19 di Taiwan telah pulih dan 7 orang meninggal dunia akibat pandemi corona, sementara yang lainnya masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit, kata CECC.
Secara global, COVID-19 telah menginfeksi 19.607.698 orang di 187 negara dan wilayah, dengan total 726.926 kematian, menurut data statistik CECC Taiwan pada hari Minggu.
Sumber : TVBS NEWS, CNANews
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan