Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan pemerintahannya akan merekrut lebih dari 10.000 pekerja medis di tengah lonjakan kasus positif Covid-19.
Tindakan karantina wilayah yang ketat diterapkan kembali di dan sekitar ibu kota, Manila, pada hari Selasa (04/08) selama dua minggu ke depan.
Kasus positif virus corona di Filipina sejauh ini mencapai lebih dari 106.000, nomor dua tertinggi di Asia Tenggara setelah Indonesia yang mencapai lebih dari 113.000 kasus sampai Senin (03/08).
Sejumlah bisnis dan transportasi umum juga akan diminta untuk berhenti beroperasi sementara waktu.
Kebijakan itu diambil menyusul peringatan pekerja medis yang mengatakan peningkatan kasus di negara itu bisa menyebabkan sistem kesehatan yang ada kolaps.
Sebelumnya, 80 kelompok yang mewakili 80.000 dokter dan satu juta perawat, mengatakan Filipina telah kalah melawan COVID-19 dan memperingatkan sistem perawatan kesehatan bisa kolaps karena lonjakan kasus infeksi tanpa kontrol yang ketat.
“Petugas kesehatan kelelahan dengan jumlah pasien yang tampaknya tak berujung, yang berbondong-bondong datang ke rumah sakit kami untuk menerima layanan darurat dan perawatan,” kata kelompok itu, dalam sepucuk surat yang dikirim kepada presiden.
“Kami bertarung dengan COVID-19, pertarungan yang kelihatannya akan mengalahkan kita,” kata surat itu, sebagaimana diberitakan kantor berita Reuters.
Pada hari Minggu (02/08), Filipina mencatat lebih dari 5.000 kasus baru Covid-19, peningkatan satu hari tertinggi di negara itu.
Filipina mencatat total jumlah positif sebanyak 106.000 dengan angka kematian mencapai 2.104 (hingga Senin 03/08).
Setelah mencatatkan jumlah kasus positif selama empat hari berturut-turut, Filipina kini berada di belakang Indonesia, yang mencatatkan jumlah kasus Covid-19 terbanyak di Asia Tenggara.
Di Indonesia, jumlah kasus mencapai 113.134 kasus positif dengan 5.302 kematian pada hari Senin (03/08).
Dalam upaya menghidupkan kembali ekonomi, aturan pembatasan di Filipina dilonggarkan pada bulan Juni lalu.
Hal itu memungkinkan pergerakan orang yang lebih bebas dan pembukaan kembali beberapa bisnis. Tetapi sejak itu, jumlah infeksi sudah melonjak lima kali lipat.
‘Bersihkan masker dengan bensin’
Sebelumnyam Presiden Filipina Rodrigo Duterte kembali meminta rakyatnya untuk membersihkan masker wajah dengan bensin dan mengatakan ia ‘tidak bercanda’.
Para pejabat kesehatan juga mengatakan masker kain harus dicuci seperti biasa, dan masker medis harus dibuang setelah dipakai.
Akan tetapi, presiden semakin keras dalam pendiriannnya dengan mengatakan “apa yang saya katakan adalah benar… pergilah ke SPBU”.
Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa bensin dapat menyeterilkan masker, justru berbahaya jika berkontak lama dengan bensin, dan menuangkan cairan yang mudah terbakar bisa berisiko menyebabkan kebakaran.
Sumber : Global News, Reuters, BBC News
Berita Terkait
Wabah Pneumonia di China: Rumah Sakit Penuh
Topan Khanun Tiba, Warga Korea Utara Diminta Utamakan Jaga Foto Kim Jong Un
Taiwan Mempertimbangkan Untuk Mempekerjakan Lebih Banyak Pekerja Filipina Sampai Menawarkan Tempat Tinggal Permanen!